Harga Emas Sentuh Posisi Terendah dalam 4 Bulan

Harga emas didorong rilis data ekonomi AS membaik sehingga membangkitkan harapan kenaikan suku bunga the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Okt 2016, 06:40 WIB
Ilustrasi logam mulia

Liputan6.com, New York - Harga emas melemah ke level terendah dalam empat bulan seiring rilis data ekonomi positif membangkitkan harapan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) akan naik pada akhir tahun ini.

Harga emas turun 1,2 persen ke level US$ 1.253 per ounce. Harga emas itu masuk level terendah sejak 7 Juni. Bahkan di bawah rata-rata harian selama 200 hari di kisaran US$ 1.256. Hal ini dinilai sinyal harga emas akan merosot.

Rilis data ekonomi AS mempengaruhi harga emas. Data ekonomi terakhir menunjukkan kalau klaim pengangguran mingguan menurun. Hal itu mendorong keyakinan terhadap ekonomi dan membantu pergerakan dolar AS. Indeks dolar AS naik 0,4 persen.

Penguatan data ekonomi AS mendorong harapan bank sentral AS akan kembali naikkan suku bunga bunga. Berdasarkan data CME Fed Watch Tool, sekitar 60 persen kemungkinan bank sentral AS naikkan suku bunga pada Desember.

Kenaikan suku bunga dapat berimbas ke harga emas dan mendongkrak dolar AS. "Kenaikan imbal hasil surat utang dan performa dolar AS dalam beberapa hari telah bebani harga emas. Saya tidak harapkan kejutan besar untuk data tenaga kerja dan juga pemilihan," ujar Adam Koos, Presiden Libertas Welath Management seperti dikutip dari laman Marketwatch, Jumat (7/10/2016).

Ia menambahkan, bank sentral AS akan cenderung diam, dan pelaku pasar akan melihat harga emas di kisaran US$ 1.200 sebagai level terendah. (Ahm/Ndw)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya