Sukses

Harga Emas Dunia Menuju Penurunan Mingguan Terbesar Hari Ini 24 Mei 2024, Apa Penyebabnya?

Harga emas merosot ke posisi USD 2.330,19 per ounce pada pukul 03.41 GMT setelah mencapai level terendah sejak 9 Mei.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas mencapai titik terendah dalam dua minggu pada Jumat, 24 Mei 2024. Harga emas mencatat penurunan mingguan terbesar dalam hampir delapan bulan.

Harapan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mulai berkurang setelah nada hawkish dalam risalah rapat the Federal Reserve (the Fed) telah menekan harga emas.

Mengutip CNBC, Jumat (24/5/2024), harga emas merosot ke posisi USD 2.330,19 per ounce pada pukul 03.41 GMT setelah mencapai level terendah sejak 9 Mei. Emas batangan mencapai rekor tertinggi USD 2.449,89 pada Senin, 20 Mei 2024. Namun, harga emas sudah susut sekitar 5 persen sejak saat itu.

Di sisi lain, harga emas berjangka Amerika Serikat turun 0,3 persen ke posisi USD 2.330,80.

“Nada hawkish dalam risalah pertemuan kebijakan the Fed pada Mei yang menandai ketidakmampuan pengambil kebijakan untuk dengan percaya diri memangkas suku bunga,” ujar Head of Global Macro Tastylive seperti dikutip dari CNBC.

Ia menuturkan, sentimen itu juga meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar Amerika Serikat (AS), serta logam.

Adapun emas dikenal sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Namun, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Meskipun respons kebijakan saat ini akan “melibatkan mempertahankan” suku bunga the Fed pada saat ini, risalah yang dirilis Rabu pekan ini juga mencerminkan diskusi mengenai kemungkinan kenaikan lebih lanjut.

Taruhan pelaku pasar mengindikasikan meningkatnya skeptisisme kalau the Federal Reserve (the Fed) akan menurunkan suku bunga lebih dari sekali pada 2024.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3 Harga Logam Lainnya Melemah

Spivak menuturkan, pembelian oleh China menjadi pendorong utama secara keseluruhan. Laju penyerapan melambat menjadi 9 persen year on year (YoY) pada April dari 11 persen pada akhir 2023. Namun, People’s Bank of China/PBOC masih menjadi sumber permintaan utama. Hal ini mungkin membatasi koreksi saat ini.

“Rasio emas dan perak kini telah turun, sehingga tren momentum mungkin beralih ke emas lagi,” ia menambahkan.

Sementara itu, harga perak naik 0,4 persen menjadi USD 30,21. Harga platinum menguat 0,1 persen ke posisi USD 1.019,90. Harga palladium bertambah 0,3 persen ke posisi USD 971,80.Tiga komoditas logam tersebut menuju penurunan mingguan.

3 dari 4 halaman

Harga Emas pada Kamis 23 Mei 2024

Sebelumnya, harga emas anjlok ke level terendah lebih dari seminggu pada perdagangan Kamis, 23 Mei 2024. Harga emas merosot seiring investor semakin khawatir mengenai waktu penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan kuatnya aktivitas bisnis AS.

Mengutip CNBC, Jumat (24/5/2024), harga emas di pasar spot tersungkur 2,1 persen menjadi USD 2.328,61 per ounce. Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil mencapai rekor tertinggi USD 2.449,89 pada Senin, dan naik 14 persen sepanjang 2024.

Sementara itu, harga perak di pasar spot susut 1 persen menjadi USD 30,45. Reli harga emas dan tembaga baru-baru ini mendorong harga perak ke posisi USD 32,5, tertinggi dalam 11 tahun pada awal pekan ini.

Di sisi lain, harga platinum susut 0,7 persen menjadi USD 1.028,15. Harga palladium merosot 2,5 persen menjadi USD 974,72.

Selain itu, dolar AS menguat sehingga membuat emas menjadi kurang menarik seiring aktivitas bisnis AS meningkat ke level tertinggi dalam dua tahun pada Mei. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi meningkat pada pertengahan kuartal II 2024.

"Penguatan dolar AS melemahnya prospek penurunan suku bunga AS telah memicu aksi ambil untung pada emas, tetapi penurunannya akan terbatas,” ujar Commodity Strategist TD Securities, Daniel Ghali.

 

4 dari 4 halaman

UBS Kerek Harga Emas

Meskipun respons kebijakan saat ini akan melibatkan untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini, risalah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) terbaru mencerminkan diskusi mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga.

Ghali menuturkan, investor yang peduli dengan prospek the Fed sebenarnya tidak terlalu lama berinvestasi pada emas.

“Mereka melewatkan reli dan pada gilirannya tidak memiliki banyak emas untuk dijual. Jadi meskipun menurut kami harga emas sedang mengalami koreksi, tetapi koreksi tersebut relatif dangkal,” tutur Ghali.

Adapun UBS menaikkan perkiraan harga emas menjadi USD 2.600 per ounce untuk akhir 2024 dan merekomendasikan untuk membeli saat penurunan di sekitar USD 2.300 per ounce, atau lebih rendah. Hal ini seiring serangkaian data AS yang lebih lemah pada April, permintaan emas bank sentral yang direvisi naik dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, impor ke India, konsumen emas terbesar kedua di dunia dapat turun hampir seperlima pada 2024 karena tingginya harga yang mendorong konsumen ritel untuk menukar perhiasan lama dengan barang baru, menurut sebuah badan industri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.