Sukses

Harga Emas Menguat Terbatas Usai Dolar AS Melemah

Harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup merosot 0,1 persen menjadi USD 2.334,50. Sedangkan di pasar spot, harga emas naik 0,2 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat pada perdagangan Jumat, 24 Mei 2024 seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah. Akan tetapi, harga emas menuju kinerja mingguan terburuk dalam 5,5 bulan. Hal itu seiring harapan penurunan suku bunga oleh bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) melemah.

Mengutip CNBC, Sabtu (25/5/2024), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 2.332,77 per ounce seiring indeks dolar AS tergelincir 0,4 persen. Hal itu membuat emas relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup merosot 0,1 persen menjadi USD 2.334,50. Harga emas batangan mencapai rekor tertinggi di USD 2.449,89 pada perdagangan Senin, 20 Mei 2024. Namun, harga emas itu telah merosot lebih dari USD 100 sejak saat itu dan berada di jalur penurunan 3 persen pada pekan ini, penurunan mingguan terburuk sejak awal Desember.

Di sisi lain, harga perak di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD 30,25. Ini mencapai level tertinggi dalam 11 tahun pada perdagangan Senin pekan ini.

Harga platinum bertambah 0,8 persen menjadi USD 1.027,25. Harga palladium susut 0,7 persen menjadi USD 962,50. Tiga logam tersebut menuju koreksi mingguan.

"Apa yang selalu kita alami adalah kurangnya minat investor Barat terhadap ketidakpastian mengenai kapan the Fed akan menurunkan suku bunga. Begitu the Fed menurunkan suku bunga, mereka akan meningkatkan eksposurnya lagi,” ujar Head of Metals Research Bank of America, Michael Widmer.

Sementara itu, risalah pertemuan terakhir the Federal Reserve (the Fed) yang diterbitkan pekan ini menunjukkan jalur bank sentral menuju inflasi 2 persen dapat memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sentimen Suku Bunga The Fed

Taruhan pelaku pasar menandakan meningkatnya keraguan the Fed akan menurunkan suku bunga lebih dari satu kali pada 2024. Saat ini pelaku pasar prediksi peluang penurunan suku bunga sebesar 63 persen pada November menurut CME FedWatchTool.

Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi investasi yang kurang menarik.

Meski ada ketidakpastian seputar prospek suku bunga Amerika Serikat (AS), harga emas berhasil naik 13 persen sepanjang 2024, sebagian besar didukung oleh kuatnya permintaan China dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung, demikian menurut analis.

“Namun, ada risiko saat ini Anda mungkin melihat pembelian emas dari investor ritel China akan lebih rendah pada semester kedua 2024 karena pemerintah berupaya lebih keras untuk meningkatkan perekonomian,” ujar Widmer.

Ia menambahkan, jika hal itu terjadi, Anda akan kembali pada permintaan investor Barat dan membawa kembali ke diskusi mengenai penurunan suku bunga.

3 dari 4 halaman

Harga Emas Dunia Menuju Penurunan Mingguan Terbesar Hari Ini 24 Mei 2024, Apa Penyebabnya?

Sebelumnya, harga emas mencapai titik terendah dalam dua minggu pada Jumat, 24 Mei 2024. Harga emas mencatat penurunan mingguan terbesar dalam hampir delapan bulan.

Harapan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mulai berkurang setelah nada hawkish dalam risalah rapat the Federal Reserve (the Fed) telah menekan harga emas.

Mengutip CNBC, Jumat (24/5/2024), harga emas merosot ke posisi USD 2.330,19 per ounce pada pukul 03.41 GMT setelah mencapai level terendah sejak 9 Mei. Emas batangan mencapai rekor tertinggi USD 2.449,89 pada Senin, 20 Mei 2024. Namun, harga emas sudah susut sekitar 5 persen sejak saat itu.

Di sisi lain, harga emas berjangka Amerika Serikat turun 0,3 persen ke posisi USD 2.330,80.

“Nada hawkish dalam risalah pertemuan kebijakan the Fed pada Mei yang menandai ketidakmampuan pengambil kebijakan untuk dengan percaya diri memangkas suku bunga,” ujar Head of Global Macro Tastylive seperti dikutip dari CNBC.

Ia menuturkan, sentimen itu juga meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar Amerika Serikat (AS), serta logam.

Adapun emas dikenal sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Namun, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Meskipun respons kebijakan saat ini akan “melibatkan mempertahankan” suku bunga the Fed pada saat ini, risalah yang dirilis Rabu pekan ini juga mencerminkan diskusi mengenai kemungkinan kenaikan lebih lanjut.

Taruhan pelaku pasar mengindikasikan meningkatnya skeptisisme kalau the Federal Reserve (the Fed) akan menurunkan suku bunga lebih dari sekali pada 2024.

 

 

4 dari 4 halaman

3 Harga Logam Lainnya Melemah

Spivak menuturkan, pembelian oleh China menjadi pendorong utama secara keseluruhan. Laju penyerapan melambat menjadi 9 persen year on year (YoY) pada April dari 11 persen pada akhir 2023. Namun, People’s Bank of China/PBOC masih menjadi sumber permintaan utama. Hal ini mungkin membatasi koreksi saat ini.

“Rasio emas dan perak kini telah turun, sehingga tren momentum mungkin beralih ke emas lagi,” ia menambahkan.

Sementara itu, harga perak naik 0,4 persen menjadi USD 30,21. Harga platinum menguat 0,1 persen ke posisi USD 1.019,90. Harga palladium bertambah 0,3 persen ke posisi USD 971,80.Tiga komoditas logam tersebut menuju penurunan mingguan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini