Menko Luhut: Nelayan RI Harus Belajar Teknologi Asing

Pemerintah sudah mempunyai program membangun beberapa pasar ikan di Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Agu 2016, 18:30 WIB
Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan saat wawancara khusus di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (17/5). Luhut mengatakan mundurnya Ade Komarudin dari calon Ketua Umum Partai Golkar sebagai bentuk kedewasaan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan pembangunan di sektor kemaritiman di Indonesia harus bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan. Dari sisi industri, pemerintah mendorong kemajuan industri perikanan asalkan tidak terjadi eksploitasi terlampau besar (over fishing).

"Membangun ekonomi maritim adalah janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Susi Pudjiastuti sudah memberantas illegal fishing. Pemerintah akan terus membangun infrastruktur, pertahanan laut termasuk sekolah maritim," kata Luhut di Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Luhut mengaku, berencana mengundang seluruh pemangku kepentingan di bidang perikanan dan kemaritiman untuk berdialog dan merumuskan aturan di sektor perikanan ini. "Nanti kita dialog di Jakarta. Syaratnya jangan marah-marah, kita selesaikan dengan kepala dingin," dia menjelaskan.

Menurut Luhut, pemerintah sudah mempunyai program membangun pasar ikan di Natuna tahun ini. Pemerintah juga akan membangun pasar ikan di Saumlaki, Morotai, Jembrana dan Muara Baru.

‎"Tiap daerah kan masalah perikanannya berbeda. Di Timur ada masalah ini, di Natuna masalahnya lain lagi, di sini mungkin beda masalahnya. Jadi kita harus hati-hati merumuskan peraturan," ujar Mantan Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu.

Saat ditanya mengenai rencana membuka kerjasama investasi asing bagi perikanan tangkap di Kepulauan Natuna, Luhut enggan berkomentar terlalu detail tentang masalah tersebut.

"Mengenai kerjasama dengan asing, saya lebih menitikberatkan pada penciptaan peluang bagi nelayan-nelayan kita untuk mempelajari teknologi dari luar negeri  hingga 10 tahun ke depan. Nelayan kita harus menguasai teknologi yang lebih mutakhir. Tapi, nanti kita lihat lagi bentuk yang tepatnya seperti apa," ujarnya.(Fik/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya