Pedagang Minta Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga Daging Sapi

Pedagang menilai penyebab harga daging sapi berfluktuasi menjelang puasa dan Lebaran lantaran ada pihak tahan pasokan.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Mei 2016, 17:46 WIB
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (25/1). Peraturan Pemerintah yang membebankan pajak 10% untuk setiap penjualan sapi impor berdampak pada naiknya harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pedagang daging sapi di pasar tradisional meminta pemerintah mewaspadai potensi kenaikan harga daging jelang Ramadan dan Lebaran. Pemerintah harus memiliki strategi meredam gejolak kenaikan harga pada dua momen keagamaan tersebut.

Arifin (42) salah satu pedagang sapi di PD Pasar Jaya Pasar Buncit, Jakarta Selatan mengatakan, ‎saat ini harga daging sapi relatif stabil pada harga Rp 120 ribu per kg. Bila harga ini tidak juga mengalami penurunan maka pada Ramadan dan Lebaran dikhawatirkan akan menembus angka Rp 140 ribu per kg.

"Sekarang harganya stabil di Rp 120 ribu. Kalau mau puasa dan lebaran, biasanya naik. Mungkin bisa sampai Rp 140 ribu. Bisa saja," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (2/5/2016).

 

Dia mengungkapkan, jika belajar dari tahun-tahun sebelumnya, terjadinya gejolak harga biasanya terjadi pada jelang dan awal Ramadan, kemudian pada pertengahan Ramadan ‎akan kembali turun. Namun jelang lebaran, harga daging akan kembali melonjak.

"Ya namanya puasa dan Lebaran, jangankan daging, barang-barang yang lain saja bisa naik," kata dia.

Arifin menuturkan, sebenarnya penyebab fluktuasi harga daging sapi di pasar tradisional bukan lantaran kosongnya pasokan. Melainkan karena ulah sejumlah pihak yang mengambil keuntungan dengan menahan sementara pasokan sapi.

Akibatnya saat kebutuhan meningkat, pasokan mahal berkurang. Ini yang menyebabkan harga melonjak.

"Kita ambil dari daerah Cilangkap. Sebenarnya pasokannya ada terus. Cuma kalau mau puasa alasannya pasokan tidak ada, barang kosong. Makanya harga jadi naik. Hal-hal seperti ini yang dibuat mainan," ujar dia. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya