Ini Aksi Bakamla Saat Pergoki Kapal Bermuatan Limbah Nuklir

Simulasi Ini dalam rangka optimalisasi dan pencengahan sedini mungkin penceramaran limbah B3 di perairan yurisdiksi Indonesia.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 16 Mar 2016, 05:05 WIB
Simulasi Ini dalam rangka optimalisasi dan pencengahan sedini mungkin penceramaran limbah B3 di perairan yurisdiksi Indonesia.

Liputan6.com, Batam - Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menggelar latihan bersama di Pangkalan Barelang, Teluk Mata Ikan, Batam, Selasa, (15/3/2016).

Skenario latihan bersama kali ini, soal penanganan nuklir spontan, dimana patroli keamanan dan keselamatan laut Bakamla menjumpai kapal yang mengangkut (membawa) bahan berbahaya dan beracun (B3).

Limbah B3 itu kemudian terangkut tanpa terdeteksi oleh piranti pemantauan laut baik di pusat maupun di Kantor Kamla Zona Maritim di Batam.

Tanpa diduga sebelumnya oleh personel yang sedang memeriksa muatan kapal, peralatan yang digunakan sebagai kelengkapan deteksi bahan berbahaya memberikan signal/alarm.

Alarm itu kemudian menunjukkan, di dalam kapal tersebut terdapat zat berbahaya yang mengandung radiasi melebihi ambang batas toleransi yang diperkenankan berada di sekitar manusia.

 



Sesuai rencana dan prosedur awal, petugas Bakamla langsung melakukan isolasi dan evakuasi sedangkan personel yang lain memeriksa manivest kapal.

"Upaya ini merupakan latihan bersama Bakamla sama Bapeten untuk menanggulangi Kapal yang membawa limbah Radio aktip Nuklir," Jelas Laksamana Pertama Maritim Wuspo Lukito, Selasa (15/3/2016).

Selanjutnya, personel melaporkan ke satgas pangkalan mengenai kemungkinan terjadinya pengangkutan zat radioaktif tanpa izin dan meminta izin untuk melakukan pengawalan ke Pangkalan Bakamla di Barelang.

"Kita minta pangkalan untuk menghubungi Bapeten terkait penemuan muatan radioaktif itu," imbuh Wuspo.

Masih dalam latihan tersebut, Kapal pemeriksa lalu melakukan pengawalan kapal bermuatan radioaktif itu menuju pangkalan Bakamla di Barelang. Namun, di tengah perjalanan terjadi kebakaran yang diikuti ledakan di kapal.

"Dalam kondisi itu, personel langsung melakukan tindakan pemadaman dan evakuasi. Sementara petugas Bapeten melakukan pemeriksaan apakah ada personel atau awak kapal yang terkontaminasi," tutur Wuspo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya