Harga Emas Tertekan Reli Saham dan Penguatan Dolar AS

Harga emas sempat melonjak cukup tinggi pada perdagangan awal 2016 karena banyak investor ingin melindungi investasinya.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Jan 2016, 07:22 WIB
Emas batangan. (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, New York - Harga emas tertekan pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Penyebab pelemahan harga emas adalah penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan juga reli yang dibukukan oleh Wall Street.

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (23/1/2016), harga emas berjangka untuk pengiriman Februari, merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan, turun US$ 1,90 atau 0,2 persen dan menetap di level US$ 1.096,90 per ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Harga emas sempat melonjak cukup tinggi pada perdagangan awal 2016 karena banyak investor ingin melindungi investasinya di tengah gejolak di perekonomian dunia sehingga berdampak kepada pasar saham global.

Para pelaku pasar khawatir dengan pelemahan ekonomi China akan menyeret aktivitas bisnis global dan menggagalkan pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang sebenarnya memang masih rapuh.

Tingkat pertumbuhan ekonomi China melambat ke level terendah dalam 25 tahun. Pertumbuhan ekonomi China tercatat 6,9 persen pada 2015. Di tahun-tahun sebelumnya, ekonomi China selalu tumbuh di atas 10 persen.

Emas dipandang oleh investor sebagai salah satu instrumen investasi yang mampu melindungi dana mereka di tengah gejolak ekonomi yang biasanya selalu menekan pasar saham dan juga pasar obligasi.

Pada perdagangan Jumat ini, nilai tukar dolar AS menguat sehingga memberikan tekanan terhadap emas. Selain itu, bursa saham AS juga membukukan reli sehingga tekanan terhadap emas semakin besar.

Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 210,83 poin atau 1,33 persen ke 16.093. S&P 500 juga menguat 37,91 poin atau 2,03 persen ke 1.906,90 dan NAsdaq melinjak 119,12 poin atau 2,66 persen ke level 4.591,18.

"Kekuatan di pasar saham dan dolar AS jelas menjadi penghalang bagi emas untuk bergerak le arah yang lebih tinggi," kata Dave Meger, Direktur Perdagangan logam Mulia High Ridge Futures, Chicago, AS. Ia melanjutkan, emas kehilangan kemilaunya sebagai instrumen investasi safe haven.

Harga logam mulia ini menghadapi tekanan karena beberapa pedagang mengalihkan dana investasi mereka ke instrumen lain. Sebelumnya, harga emas sempat menguat 4,5 persen pada pekan pertama di 2016 ini.

Ke depan harga emas emas diharapkan bisa kembali menguat mengingat dalam waktu dekat ini akan ada perayaan Tahun Baru China yang biasanya membuat permintaan akan emas naik. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya