Pria Ini Datangi UGD Setelah Ereksi Selama 3 Hari

Seorang pria berusia 36 tahun mendatangi Unit Gawat Darurat di Italia setelah mengalami ereksi terus-menerus selama 3 hari.

oleh Nilam Suri diperbarui 15 Jan 2016, 18:27 WIB
Seorang pria berusia 36 tahun mendatangi suatu Unit Gawat Darurat di Italia setelah mengalami ereksi terus menerus selama tiga hari.

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria berusia 36 tahun mendatangi sebuah Unit Gawat Darurat di Italia setelah mengalami ereksi terus-menerus selama 3 hari.

Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal International Journal of Impotence Research, pria ini mengalami suatu kondisi yang dinamakan priapism. Priapism adalah ereksi terus-menerus yang bukan disebabkan oleh rangsangan seksual dan biasanya menyakitkan.

Priapism ini sering disebabkan oleh pengobatan disfungsi ereksi, termasuk obat yang disuntikkan ke dalam penis atau obat minum seperti Viagra. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti leukemia atau suatu jenis anemia.

Dokter yang menangani pria tadi percaya priapism terjadi karena pria tersebut mengonsumsi suplemen yang mengandung Tribulus terrestris. Zat Tribulus ini sering diiklankan sebagai obat untuk disfungsi seksual atau testosteron rendah.

Menurut Dr Abraham Morgentaler, seperti yang dilansir dari Buzzfeed, Jumat (15/1/2016), seorang asisten profesor klinis bagian Urologi di Harvard Medical School, tidak ada bukti yang menunjukkan efek keberhasilan Tribulus.

Menurut laporan, pria tadi akhirnya berhasil 'menurunkan' ereksinya setelah menjalani operasi. Ereksinya dan fungsi seksualnya baru kembali normal 8 bulan kemudian, meski sensitivitas penisnya tak pernah benar-benar pulih seperti semula.

Morgentaler kemudian mengingatkan agar pria sebaiknya jangan sembarangan mengonsumsi suplemen. Jika Anda merasa vitalitas atau libido menurun dibanding sebelumnya, Morgentaler menyarankan untuk mengubah gaya hidup.

"Siapa pun yang tidur tidak cukup atau tidak nyenyak kemungkinan besar mengalami penurunan level testosteron," jelasnya. "Hal yang kedua adalah obesitas. Ternyata, penurunan berat badan meningkatkan level testosteron. Sementara peningkatan berat badan membuat kadar testosteron menurun," ia menambahkan.

Jadi, agar tetap kuat dan bugar, tidurlah secara cukup dan jagalah berat badan Anda.*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya