Keanehan-keanehan di Balik Pilihan Pemilik Suara Ballon d'Or

Ada banyak ragam latar belakang para pemilik suara dalam menetapkan pilihan-pilihannya.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 12 Jan 2016, 18:01 WIB
Pemain Barcelona, Lionel Messi melambaikan tangan sambil memegang trofi setelah memenangkan pemain terbaik dunia FIFA Ballon d'Or 2015 di Kongresshaus, Zurich, Senin ( 11/1). Ini adalah kelima kalinya Messi meraih Ballon d'Or. (AFP PHOTO/FABRICE COFFRINI)

Liputan6.com, Jakarta - Lionel Messi kembali menjuarai Ballon d'Or 2015. Ini merupakan kali kelima pemain Barcelona itu meraih penghargaan yang sama. Messi mengalahkan rivalnya, Cristiano Ronaldo, yang baru mengemas 3 trofi.

Tahun ini Messi mengalahkan Ronaldo dan rekan satu timnya, Neymar. Messi mengumpulkan suara terbanyak 41,33 persen, disusul CR7 dengan 27,76 persen, dan Neymar dengan 7,86 persen suara.

Pemenang ditentukan berdasarkan voting yang dilakukan kapten dan pelatih tim nasional negara anggota FIFA serta wartawan dari berbagai penjuru dunia yang direkomendasikan France Football.

Foto dok. Liputan6.com


Mekanismenya, setiap pemilik suara harus memilih tiga pemain. Pilihan pertama akan mendapat poin 5, kedua memperoleh poin 3, sedangkan pilihan ketiga hanya diganjar 1 poin saja.

Dengan aturan ini, jelas bahwa sebagian besar pemilik suara memang menjagokan Messi. Meski tidak semua menempatkannya di urutan pertama, Messi lebih memukau dibanding Ronaldo dan Neymar.

Namun bila melihat lebih jauh lagi pilihan para pemilik suara, ada sejumlah keanehan yang ikut terungkap di baliknya. Salah satunya adalah Messi sama sekali tidak menganggap Ronaldo layak sebagai pemain terbaik dunia. Begitu juga sebaliknya, Messi juga sama sekali tidak memilih CR7.

Seperti dilansir Mirror, Messi ternyata memilih Luis Suarez, Neymar, dan Andres Iniesta. Sedangkan Ronaldo malah memilih Karim Benzema, James Rodriguez, dan Gareth Bale.  

2 dari 3 halaman

Pilihan Subjektif?

Keanehan lainnya adalah ketika mengetahui pelatih timnas Inggris, Roy Hodgson, memberi satu dari tiga jatah suaranya kepada Eden Hazard. Saat menempatkan Ronaldo di posisi pertama dan Messi di urutan kedua, alasannya tentu saja masih bisa diperdebatkan. Namun jadi aneh saat memberi posisi ketiga kepada Hazard yang sama sekali belum mencetak satu gol pun musim ini.

Foto dok. Liputan6.com


Sementara itu, Yaya Toure boleh saja kecewa tidak memenangkan gelar Pemain Terbaik Afrika tahun ini. Namun dia boleh sedikit berbangga karena 18 pelatih dan kapten timnas dari negara-negara yang berbeda masih memilih dia pada Ballon d'Or 2015--lima di antaranya bahkan menempatkannya sebagai pilihan pertama. Dan sebagian besar suara datang dari negara-negara Afrika.

Kapten Kamerun, Stephane Mbia, salah satu yang menempatkan Yaya Toure pada pilihan pertama.

Dia sepertinya berpikir bahwa kepercayaan pemain terhadap penampilannya lebih penting dari kemampuan sebenarnya. Apalagi yang bisa menjelaskan pilihannya yang mengacuhkan Messi, Ronaldo, dan Neymar, lalu memilih Yaya Toure, Zlatan Ibrahimovic, dan Manuel Neuer?

3 dari 3 halaman

Ego Jerman dan Pilihan 'Jenius'

Pelatih Timnas Myanmar, Gerd Zeise, mendedikasikan ketiga pilihannya kepada Jerman. Di posisi pertama, dia menempatkan Kevin de Brunye yang saat ini bermain di Jerman. Sedangkan posisi kedua dan ketiga diberikan kepada pemain timnas Jerman, Toni Kroos dan Thomas Muller. Dan benar, Gerd Zeise ternyata juga berasal dari Jerman.

Foto dok. Liputan6.com

Sementara itu, pelatih Pakistan, Basheer Al Shamlan Mohammad Shamlan Mubarak, sepertinya tidak terlalu mengikuti sepak bola dunia tahun ini. Dia tidak hanya memilih Arjen Robben, tetapi juga menempatkan pemain asal Belanda itu di urutan pertama pilihannya. Ya, Robben yang banyak kehilangan jam bermain akibat cedera yang menimpanya selama 2015. Pilihan jenius!**

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya