Menteri Khofifah: Bromo Erupsi, Warga Belum Perlu Mengungsi

Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut masih terus erupsi dan menyebabkan hujan abu.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Jan 2016, 16:00 WIB
Seorang wisatawan mengabadikan gambar semburan abu vulkanik dari Gunung Bromo yang sedang erupsi di Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (6/1/2016). (REUTERS/Darren Whiteside)

Liputan6.com, Jakarta - Meski Gunung Bromo di Jawa Timur masih bergeliat, warga dinilai belum perlu mengungsi. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hal ini lantaran situasinya belum dianggap darurat.

"Mereka tidak pada posisi yang membutuhkan pengungsian," kata Khofifah saat melakukan kunjungan ke Malang, Jawa Timur, seperti dikutip dari Antara, Jumat (8/1/2016).

Namun jika dibutuhkan, kata Khofifah, Kementerian Sosial akan menyiapkan tempat pengungsian berikut dapur umur pada masa tanggap darurat nanti.

"Di sana sudah ada 4 dapur umum lapangan (dumlap) milik BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Polri, TNI, dan Kemsos. Kalau itu dibutuhkan kapan saja maka dumlap itu sudah di lapangan," tambah dia.

Jika sudah pada posisi darurat, sambung Khofifah, semua bupati boleh mengeluarkan SK darurat untuk mengeluarkan 100 ton cadangan beras pemerintah (CBP), 200 ton dari gubernur. Dan selebihnya jika belum mencukupi bisa dikeluarkan oleh Mensos.

Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut masih terus erupsi dan menyebabkan hujan abu.

Aktivitas gunung api itu telah mengganggu operasional bandara bahkan Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang terpaksa ditutup. Aktivitas warga dan wisatawan dalam radius 2,5 kilometer dari bibir kawah Gunung Bromo pun dihentikan sementara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya