Kisah Tak Terlupakan Para Penemu Pesawat Aviastar

Warga yang ikut dalam pencarian Aviastar harus berjalan dan menginap di hutan selama 2 hari.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Okt 2015, 13:15 WIB
Tim gabungan Basarnas, TNI dan warga lokal mengevakuasi jenazah korban pesawat Aviastar di Dusun Gamaru, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulsel, Senin (5/19). 10 korban pesawat Aviastar dan kotak hitam berhasil dievakuasi. (AFP/STR)

Liputan6.com, Palopo - Penemuan pesawat Aviastar dengan nomor penerbangan MV 7503, yang jatuh di Pegunungan Lantimojong, di lembah Pegunungan Bajaja, Dusun, Gamaru, Desa Ulusalu, Kecamatan Lantimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, meninggalkan kisah yang tak bisa tak terlupakan. Terutama, bagi warga yang pertama menemukannya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (7/10/2015), Ilyas, warga yang ikut dalam pencarian harus berjalan dan menginap di hutan selama 2 hari hingga kelompok mereka menemukan puing pesawat nahas ini sekitar pukul 17.00 Wita, Senin 5 Oktober 2015 sore.

Sementara tim SAR harus bekerja keras menaklukan medan Pegunungan Lantimojong, di lembah Pegunungan Bajaja yang ekstrem, karena memiliki kemiringan 60 sampai 80 derajat.

Untuk mengatasi kondisi itu, Bupati, Kapolres dan Dandim Kabupaten Luwu, langsung mengkoordinir pencarian dengan membagi tim SAR gabungan dengan melibatkan warga setempat yang memahami lokasi pencarian. (Dan/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya