Cuaca Buruk, Nelayan Papua Tewas Dihantam Ombak

Sebenarnya nelayan bernama Elisa itu sudah diingatkan oleh sang istri agar tak melanjutkan perjalanan ke Kampung Tua.

oleh Katharina Janur diperbarui 25 Jun 2015, 21:13 WIB
Menyiapkan jaring udang halus dikawasan Pantai Lampu I Merauke, Papua. Nelayan mengeluhkan turunnya pendapatan yang semula mencapai 15 kg menjadi 5 kg per hari dengan harga Rp10.000 per kg. (Antara).

Liputan6.com, Jayapura - Seorang nelayan di Pulau Liki, Kabupaten Sarmi, Papua, bernama Elisa Estris (30) tewas tenggelam setelah dihantam gelombang besar disertai angin kencang.

Juru bicara Polda Papua, Kombes Pol Rudolf Patrige mengatakan, sebelum ditemukan pada Kamis (25/6/2015), Elisa diduga sudah tewas sejak 22 Juni 2015. Barang bukti berupa speedboat masih berada di tempat kejadian perkara.

"Saat kejadian itu, korban berlayar bersama dengan dua rekannya yakni Bonyol Sapalo (26)  dan istrinya bernama Yunita Sawen (23). Saat itu ketiganya hendak menuju ke Kampung Tua untuk memancing," ujar Rudolf di Jayapura, Papua.

Tapi, kata dia, saat berada di perairan Bararama, situasi laut mulai berangin dan dilanda gelombang yang cukup besar.

"Di  tengah perjalanan, angin sangat kencang dan gelombang semakin besar, tiba-tiba korban memutarkan speedboatnya ke arah perairan Tanjung Bobo. Tapi baru berjalan beberapa menit, tak lama kemudian gelombang menghantam speedboat dan mereka terbalik," ujar dia.

Rudolf mengatakan, sebenarnya Elisa sudah diingatkan oleh sang istri agar tak melanjutkan perjalanan ke Kampung Tua. Dia juga diajak untuk berenang ke pantai.

"Tapi ajakan ditolak. Malah korban menyuruh keduanya untuk berenang terlebih dahulu dan meminta pertolongan ke darat," tutur dia.

Akhirnya Yunita dan Bonyol pun menuruti perkataan Elisa. Namun saat keduanya kembali lagi untuk menyelamatkannya, perahu cepat yang ditumpangi mereka sudah terbalik. Sementara Elisa tak ada di sana.

"Saat (Elisa) ditemukan, tubuh korban ditemukan luka pada kepala bagian depan, yang diperkirakan akibat benturan batu karang setelah kelelahan berenang," ujar dia.

"Keluarga korban menerima kejadian tersebut, sebab mereka beranggapan bahwa kejadian ini adalah musibah," pungkas Rudolf. (Ndy/Ali)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya