Ahok Janjikan Kenaikan Gaji Sopir Transjakarta Tapi...

Para pengemudi Transjakarta dari operator PT Jakarta Mega Transport (JMT) mogok kerja pada Senin 1 Juni 2015.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 03 Jun 2015, 13:11 WIB
Bus Transjakarta (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Para pengemudi Transjakarta dari operator PT Jakarta Mega Transport (JMT) mogok kerja pada Senin 1 Juni 2015. Mereka mogok kerja lantaran gaji yang diterimanya masih di bawah standar.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memutuskan tidak akan memperpanjang kontrak PT JMT karena perusahaan itu tidak meningkatkan kesejahteraan sopirnya.

"Kalau enggak bisa mengikuti perjanjian baru kita ya dia enggak usah ikuti lagi," tutur pria yang disapa Ahok, di Balai Kota Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Ahok pun menjanjikan para sopir dari PT JMT akan mendapatkan kenaikan gaji dua hingga tiga kali lipat upah minimum provinsi. Namun, penaikan gaji ini harus menunggu kontrak dengan PT JMT selesai.

"Kita kalau sudah cukup bus, operator baru masuk, operator baru akan ikutin perjanjian yg baru. Itu masalahnya operatornya enggak mau menaikkan (gaji) karena masih terikat perjanjian yang lama. Kalau perjanjian kita yang baru, harus 2-3 kali UMP," kata dia.

Sopir Transjakarta yang melayani koridor 7A dengan jalur Pasar Grosir Cililitan (PGC) hingga Harmoni, dan koridor 7B yang melintasi rute PGC hingga Ancol, mogok kerja pada Senin lalu.

Para pengemudi dari PT JMT ini menggelar demo karena ada masalah dalam kontrak kerja mereka. (Bob/Yus)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya