Kapolri Badrodin Haiti Siap Ungkap Mafia Migas di Petral

Petral diduga selama ini menjalankan praktik mafia minyak dan gas (Migas).

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 22 Mei 2015, 14:32 WIB
Komjen Pol Badrodin Haiti memberikan keterangan pers usai ditetapkan DPR RI melalui Sidang Paripurna sebagai Kapolri, Jakarta, Kamis (16/4/2015). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah membubarkan Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Petral diduga selama ini menjalankan praktik mafia minyak dan gas (Migas).

Terkait dugaan itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan siap untuk mengusutnya. Apalagi pada Kamis 21 April 2015 kemarin malam, mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri membeberkan bagaimana praktik mafia migas di dalam tubuh Petral.

Badrodin juga membenarkan, pihaknya telah memperoleh beberapa data dari Faisal Basri terkait adanya dugaan praktik mafia migas.

"Yang enggak siap siapa? Kan baru dikasih datanya," kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/5/2015).

Badrodin menambahkan, pihaknya dalam hal ini Bareskrim Polri tengah mempelajari data tersebut. Sehingga nantinya dapat diketahui tindak pidana yang dimaksud dalam praktik mafia migas di Petral.

"Tentu tidak langsung kita lakukan penyelidikan, kita pelajari dulu datanya. Terkait apa. Apakah nanti ada dugaan tindak pidana disitu ya dilakukan penyelidikan. Kalau penyelidikan ada tindak pidanya pasti ditingkatkan menjadi penyidikan," tutur Badrodin.

Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Victor Simanjuntak mengaku tertarik untuk menangani segala bentuk tindak pidana korupsi, termasuk dugaan adanya mafia migas di Petral.

"Oh setiap korupsi kita tertarik menangani. Kalau ada yang melaporkan," singkat Victor.

Pemerintah secara resmi mengumumkan pembubaran Petral pada 13 mei 2015 lalu. Pembubaran ini ditargetkan selesai paling lambat pada April 2016.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, keputusan ini diambil setelah perusahaan plat merah tersebut melakukan pembenahan dalam tubuh Pertamina sejak awal 2015.

"Hasil pengkajian keberadaan Petral dan grupnya. Setelah sejak Januari kami melakukan revitalisasi pada PT Pertamina integrated supply chain (ISC) dan ada dampak positifnya," ujar Dwi.

Dia menjelaskan, langkah revitalisasi pada ISC membuat peranan Petral tak lagi menjadi signifikan. Hal itu membuat Pertamina memutuskan untuk membubarkan Petral. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya