Pemerintah Pikir-pikir Revisi Harga Solar

Untuk merevisi harga solar, pemerintah masih akan melihat harga solar dunia di akhir bulan ini.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Mar 2015, 21:25 WIB
Ilustrasi Solar naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih mempertimbangkan untuk merevisi harga bahan bakar minya (BBM) jenis solar pada akhir bulan ini seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan untuk merevisi harga solar, pemerintah masih akan melihat harga solar dunia di akhir bulan ini.

"Nanti kita lihat akhir bulan. Tergantung bagaimana harga solar dunia, harga keekonomianya. Kalau turun, ya diturunkan. Kalau naik, dinaikan," ujarnya di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Meski demikian Sofyan berharap pengertian masyarakat jika nantinya harga solar naik. Pasalnya mekanisme penentuan harga BBM ini sudah mengikuti harga dunia meski masih mendapatkan subsidi tetap dari pemerintah sebesar Rp 1.000 per liter.

"Kan begitu aturan mainnya. Pemerintah mensubsidi Rp 1.000 saja, karena yang disediakan APBN Rp 1.000 saja," tandasnya.

Sebelumnya Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan perhitungan efek pelemahan nilai tukar rupiah terhadap harga jual BBM yang sebagian masih diimpor.

Menurut Nyoman, nilai tukar rupiah akan menjadi faktor yang paling berperan dalam penentuan harga BBM karena harga minyak dunia yang relatif stabil.

"Tapi dolarnya yang menguat, itu yang harus kami kalkulasi lagi. Revisinya akan dilakukan akhir bulan ini," kata dia. (Dny/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya