Harga Beras Melonjak, Siapa yang Untung?

Harga gabah kualitas rendah di petani Rp 4.206,68 per kg, turun 0,13 persen dan di penggilingan Rp 4.307,31 per kg atau turun 0,05 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Mar 2015, 15:14 WIB
Pekerja melakukan aktifitas pengangkutan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (24/2/2015). Harga beras sejak 9 Februari 2015 melonjak hingga 30 persen, hal ini disebabkan belum meratanya panen di daerah produsen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kenaikan harga beras hingga 30 persen sama sekali tak dirasakan petani. Pasalnya harga jual gabah di tingkat penggilingan turun, sementara di tingkat pedagang mengalami kenaikan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, keuntungan dari harga beras yang meningkat hanya dinikmati di tingkat penggilingan dan pedagang.

"Harga jual gabah di tingkat penggilingan turun 2,10 persen. Sedangkan di tingkat penggilingan harganya sudah naik 0,33 persen. Jadi untung banyak di penggilingan," jelas dia saat Konferensi Pers Inflasi, Jakarta, Senin (3/2/2015).

Kenaikan harga tidak berhenti di situ. Mata rantai distribusi beras berlanjut ke pedagang besar. Menurut Sasmito, pelaku usaha menjual harga beras ke pedagang besar naik 0,33 persen.

"Dijual lagi ke pedagang eceran naik 1,01 persen, dan terakhir pedagang eceran menjual beras ke konsumen melambung seharga 2,88 persen. Inilah situasi perberasan di Indonesia," jelasnya.

Dari data BPS, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) turun 2,10 persen Rp 4.922,52 persen dan di penggilingan Rp 5.007,01 per kilogram atau turun 2,17 persen dibanding harga gabah kualitas yang sama pada Januari 2015.

Rata-rata harga Gabah Kering Giling (GKG) di petani Rp 5.357 per kg atau turun 1,65 persen dan di penggilingan Rp 5.458,93 per kg atau turun 1,26 persen.

Harga gabah kualitas rendah di petani Rp 4.206,68 per kg, turun 0,13 persen dan di penggilingan Rp 4.307,31 per kg atau turun 0,05 persen.

BPS, kata dia, menyambut positif langkah pemerintah untuk tidak mengimpor beras meski harga tengah melambung. Hal ini dilakukan demi menjaga harga beras di tingkat petani supaya tidak semakin rendah.

"Penaikan harga beras sampai 30 persen itu cuma untuk dua jenis beras dan terjadi di beberapa pedagang di Cipinang. Jadi itu kebetulan saja, walaupun harga beras di DKI Jakarta meningkat sampai 7 persen," pungkas dia. (Fik/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya