Ke Depan Kereta dan Kapal Laut akan Pakai Bahan Bakar Gas

LNG lebih cocok untuk kendaraan jarak jauh karena membutuhkan tangki penyimpanan yang lebih besar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Feb 2015, 19:23 WIB
Petugas menaruh selang pengisi BBG jenis Liquified Gas for Vehicle (LGV) Vigas ketika uji coba di SPBU Coco Gandaria, Jakarta, Rabu (18/2). Vigas merupakan bahan bakar alternatif BBM yang lebih irit dan ramah lingkungan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan menambah produk Bahan Bakar Gas (BBG) yang dijualnya, yaitu Gas Alam Cair (Natural Liquid Gas/LNG) untuk sektor transportasi.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, penambahan satu produk tersebut bertujuan untuk mendorong program pemerintah konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke BBG.

" Dengan usaha ini upaya pemerintah untuk perkenalkan gas dalam sektor transportasi semakin diterima," kata Ahmad, saat meresmikan SPB Vi- Gas di SPBU COCO 31.137.01Gandaria, Jakarta Timur, Kamis (26/2/2015).

Ahmad mengungkapkan, BBG jenis LNG sedang diujicobakan untuk alat transportasi jarak jauh yaitu kapal dan kereta. " LNG untuk transportasi. Saat ini coba untuk kereta api dan kapal," tegasnya.

Menurut Ahmad, LNG lebih cocok untuk kendaraan jarak jauh karena membutuhkan tangki penyimpanan yang lebih besar, dan perangkat keamana yang lebih ketat sehingga harga tangki untuk LNG lebih mahal ketimbang BBG jenis lain.

" Memang untuk jarak jauh. Isinya banyak tapi tangki mahal. Tangki harus dua lapis diisi nitrogen supaya tetap dingi," tuturnya.

Untuk diketahui, sebelum mengeluarkan produk BBG jenis LNG, pertamina sudah mengeluarkan BBG jensi  Liquefied Gas for Vehicle (LGV) yang dikenal dengan merek Vi-Gas dan Coppers Natural Gas (CNG).

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai bahan bakar kapal Ferry

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, pemerintah terus menggenjot program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke BBG, dengan membangun 22 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas  (SPBG) yang dananya berasal  Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Wira menambahkan, disisi kendaraan instasinya akan menerapkan program yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi minyak tersebut pada kapal Ferry. Rencananya akan menggunakan gas jenis gas alam cair (Liquid Natural Gas/LNG).

" Rencana waktu dekat kita, kapal-kapal pakai LNG ini untuk persiapan tahun ini sehingga tahun depan mungkin sudah jalan," tuturnya.

Ia mengungkapkan, dengan menggunakan LNG, kapal penyebarangan antar pulau tersebut akan menghemat konsumsi bahan bakar sampai 30 persen.

" Kapal Ferry yang dari Merak Bakauhueni dan Ketapang Gilimanuk. Kalau pakai LNG kan turun BBMnya sekitar 20-30 persen," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya