BI Ingin Inflasi RI Jadi yang Terendah di ASEAN

Bank Indonesia akan mengarahkan kebijakan yang berbasis sasaran inflasi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Nov 2014, 20:48 WIB
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan peluncuran uang pecahan baru tersebut merupakan penguatan rupiah sebagai mata uang yang menjai simbol kedaulatan RI, Senin (18/8/14). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memiliki cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki tingkat laju inflasi terendah di kawasan ASEAN.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengakui hal itu tidak mudah. Namun dia meyakini dengan yang baik antara BI bersama pemerintah, serta adanya komitmen maka hal itu bisa terwujud.
 
"Dalam satu dekade ke depan, kami mengupayakan tingkat inflasi secara bertahap dapat menurun dan terjangkau pada laju yang semakin rendah, bahkan kami bercita-cita agar inflasi Indonesia menjadi salah satu yang terendah di ASEAN," kata Agus dalam Bankers Dinner di JCC, Jakarta, Kamis (20/11/2014).
 
Sebagai lembaga independen yang mengurusi macro prudensial, Bank Indonesia akan mengarahkan kebijakan yang berbasis sasaran inflasi.
 
Adapun secara lebih teknik, dia akan terus memaksimalkan Tim Pengendali Inflasi (TPI) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan akan berkoordinasi dengan pemerintah.
 
"Dalam kesempatan ini kami ingin mengapresiasi seluruh Gubernur Kepala Daerah yang telah menunjukkan komitmen tinggi dalam mengendalikan tekanan inflasi di wilayahnya masing-masing," papar Agus.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik‎ (BPS), laju inflasi pada Oktober 2014 mencapai 0,47 persen, atau lebih tinggi dari bulan September 0,27 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,42.

Adapun laju inflasi year on year atau untuk periode September 2013 hingga September 2014 tercatat 4,83 persen. Sedangkan laju inflasi secara tahun kalender (year to date) tercatat 4,19 persen.‎ (Yas/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya