Swedia Resmi Akui Negara Palestina

"Kami (Swedia) berharap pengakuan negara ini akan membantu menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina yang macet".

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 31 Okt 2014, 09:39 WIB
Rakyat Palestina besorak setelah diakui oleh Swedia. (RT)

Liputan6.com, Stockholm - Pemerintah Swedia, Kamis 30 Oktober 2014 waktu setempat, secara resmi mengakui Negara Palestina. Pengumuman ini keluar di tengah meningkatnya kekerasan di Yerusalem dan kecaman terhadap Israel oleh Komite HAM PBB.

"Kami berharap pengakuan negara ini akan membantu menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina yang macet, dan supaya negara-negara Uni Eropa lainnya akan mengikuti," ucap Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom seperti dikutip dari VOA News, Jumat (31/10/2014).

"Beberapa menyatakan keputusan ini datang terlalu cepat. Namun, saya malah khawatir bahwa keputusan ini terlambat," ucap dia seperti diberitakan Russian Today.

Keputusan itu mendapat pujian dari Presiden Palestina. "Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas menyambut langkah bersejarah yang dilakukan oleh Swedia. Presiden Abbas menyambut baik keputusan Swedia," ungkap juru bicara Nabil Abu Rudein.

Kecaman datang dari Israel, yang kemudian menarik duta besarnya dari Stockholm. Langkah ini secara resmi menjadikan hubungan Israel dengan Swedia menegang.

"Keputusan pemerintah Swedia untuk mengakui negara Palestina adalah keputusan menyedihkan, yang hanya memperkuat unsur-unsur ekstremis dan rejectionism Palestina," kata Menteri Luar Negeri negara Yahudi itu, Avigdor Lieberman.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jen Psaki mengatakan, Amerika mendukung negara Palestina. Tetapi hanya melalui negosiasi langsung antara Israel dan Palestina, dengan menyelesaikan status akhir berbagai masalah dan mengakhiri konflik.

Palestina berusaha mendirikan negaranya di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diblokade dan diduduki oleh Israel, dan Yerusalem Timur diperuntukan sebagai ibukota Palestina.

Tapi upaya bertahun-tahun membentuk solusi dua negara dengan Israel tidak pernah mencapai kemajuan dan Palestina kini tampaknya melihat tidak ada pilihan selain melakukan dorongan sepihak untuk mendirikan negara Palestina. (Yus)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya