SBY: Pemilu Saja Belum, Kok Sudah Disimpulkan Pasti Curang

Presiden SBY pun angkat bicara. Ia mempertanyakan kemunculan isu kecurangan dalam Pileg dan Pilpres mendatang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 01 Apr 2014, 14:03 WIB
Buku setebal 807 halaman itu diterbitkan SBY sekadar untuk berbagi pengalaman menangani persoalan-persoalan Indonesia selama hampir 10 tahun menjadi presiden (Liputan6.com/Herman Zakharia).

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Legislatif (Pileg) baru akan dilangsungkan 9 April 2014, sementara Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Juli nanti. Namun sudah muncul isu pemilu pasti curang. Presiden SBY pun angkat bicara. Ia mempertanyakan kemunculan isu tersebut.

"Saya sudah perhatikan semuanya. Pemilu belum dimulai, sudah ada semacam vonis kalau partai ini kalah, pasti pemilunya curang. Saya kira mendahului kehendak Allah SWT. Pemilunya saja belum, kok sudah disimpulkan pasti curang," ujar Presiden SBY dalam pidato pengantar saat membuka rapat kabinet di Kantor Presiden, Senin (1/4/2014) pagi yang dikutip dari situs presidenri.go.id.

Kalau memang ada, lanjut SBY, siapa yang curang? Diisukan bahwa ada rezim-rezim pemilihan umum, KPU-nya di bawah bayang-bayang Presiden, pemerintah dikontrol, patut dicurigai jangan-jangan tidak adil dan curang.

"KPU dan jajarannya, Bawaslu dan jajarannya, sekarang ini mandiri dan independen," ungkap SBY.

Menurut SBY, jika pemerintah dianggap curang, patut dipertanyakan pemerintah yang mana, karena di pemerintahan pusat maupun daerah hampir semua partai politik ada.

Selain isu kecurangan, SBY juga mengungkapkan bahwa ia  mendengar ada isu intimidasi dan paksaan yang terjadi di daerah.

"Katanya, ada perangkat di pemerintahan daerah yang memaksa warganya untuk mencoblos salah satu partai. Itu semua harus dibuktikan," tegas orang nomor satu di Indonesia itu.

Menghadapi berbagai isu kecurangan tersebut, SBY pun mengajak masyarakat untuk memastikan sistem pengawasan agar berjalan dengan baik.

"Siapa yang mendapat amanah undang-undang untuk melakukan pengawasan dan mencegah kencurangan dan penyimpangan itu, bisa melakukan tugasnya dengan baik," paparnya.

"Jajaran Bawaslu dan Polri kita harap sangat aktif menjalankan tugasnya. Masyarakat dan pers pun bisa berkontribusi, tentu yang faktual, jangan fitnah," tutur SBY.

SBY juga berharap, Mendagri dapat berkomunikasi dengan KPU, Bawaslu, dan Panwaslu untuk melakukan pengawasan ketat terhadap seluruh pejabat negara. Termasuk bupati dan walikota, terkait adanya isu kecurangan pemilu.

"Dengarkan aduan rakyat kalau ada pejabat daerah yang melakukan intimidasi dan pemaksaan," imbau SBY.

Terkait keamanan dan ketertiban pemilu, SBY mengaku selalu mendapatkan laporan situasi dan kondisi yang berlangsung dari Kapolri.

"Sejauh ini berjalan normal dan wajar, suhu menghangat, kampanye yang disampaikan kadang panas, itu wajar. Alhamdulillah rangkaian kampanye Pemilu hingga hari ini berjalan tertib, aman, dan damai," beber SBY.

Mengenai adanya info bahwa terdapat kekhawatiran keselamatan sejumlah tokoh, tentu saja SBY tidak menyepelekan isu ini.

"Saya tidak mengambil enteng isu ini, lebih bagus negara memberikan proteksi, kepolisian memberikan bantuan keamanan langsung kepada tokoh-tokoh seperti itu, sehingga tidak ada lagi kecurigaan," pungkas SBY. (Yus Ariyanto)

Baca Juga:

SBY: Peserta Pemilu yang Kalah Tidak Perlu Ngamuk

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya