Respon Pasar Terhadap Pencalonan Jokowi, Terjadi Juga di Era SBY

Pengamat ekonomi menilai sumringahnya investor dan pasar nasional usai pengumuman pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden hal biasa

oleh Nurmayanti diperbarui 15 Mar 2014, 14:00 WIB
Bursa saham Asia bergerak melemah dengan indeks saham acuan regional merosot tajam 1,2% pada Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Pengamat ekonomi menilai sumringahnya investor dan pasar nasional usai pengumuman pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden merupakan hal wajar.

Kondisi serupa dikatakan pun terjadi pada saat pengumuman pencalonan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pemilihan Umum di 2009 lalu. Kala itu IHSG dan nilai tukar rupiah langsung menguat.

"Sebetulnya ini hal biasa seperti yang sam terjadi saat SBY mencalonkan diri di 2009, sama responnya dan kenaikan tidak terlalu tinggi," ujar Pengamat Ekonomi Indef Ahmad Erani Yustika saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (15/3/2014).

Dia mengatakan pada saatnya nanti pasar akan mencari keseimbangan baru. Untuk sesaat usai PDI-P mengumumkan pencalonan Jokowi, pasar merespon positif karena merasa adanya gambaran kondisi politik akan lebih pasti, terkait siapa pemimpin negara ini ke depannya.

Lebih lanjut dia menilai, euforia ini hanya berlangsung sesaat. Bisa jadi terjadi penurunan kembali, atau lonjakan tiba-tiba jika Jokowi memang benar-benar terpilih sebagai Presiden.

Pasar sontak menguat usai pengumuman pencalonan Jokowi. Secara year to date (ytd), IHSG memimpin penguatan di bursa saham Asia dengan menguat 4.878,64 dari penutupan 2013 di kisaran 4.274. Indeks saham lainnya yang bergerak perkasa yaitu indeks saham Filipina yang menguat 8,51% secara year to date, dan indeks saham Thailand naik 5,66%.

 Pada penutupan perdagangan saham Jumat (14/3/2014), IHSG ditutup menguat 152,47 poin ke level 4.878,64 atau naik 3,22%. Indeks saham LQ45 menguat 4,56% ke level 830,67.



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya