Sukses

Palpasi Adalah Pemeriksaan dengan Tangan dan Jari, Ini Jenis-Jenisnya

Palpasi adalah pemeriksaan dengan sentuhan fisik.

Liputan6.com, Jakarta - Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau tenaga medis dengan menggunakan tangan dan jari. Pemeriksaan ini melibatkan sentuhan fisik pada tubuh pasien untuk mengecek kondisi organ, otot, dan jaringan lainnya. Palpasi adalah metode yang sering digunakan untuk mendiagnosa berbagai kondisi medis, dari yang ringan hingga yang serius.

Palpasi adalah pemeriksaan yang mencakup berbagai teknik, mulai dari palpasi ringan hingga palpasi dalam. Palpasi ringan digunakan untuk mendeteksi nyeri, spasme otot, atau massa di permukaan tubuh. Palpasi dalam dilakukan untuk mengevaluasi organ-organ yang terletak lebih dalam, seperti hepar, limpa, dan ginjal. Teknik ini memberikan informasi penting kepada dokter untuk menentukan langkah selanjutnya dalam diagnosis dan perawatan.

Memahami palpasi adalah pemeriksaan yang esensial bagi tenaga medis untuk melakukan diagnosis yang akurat. Palpasi dapat mengidentifikasi masalah sejak dini dan membantu mencegah kondisi yang lebih serius. Selain itu, teknik ini memerlukan keahlian khusus dan pengalaman, sehingga pemahaman yang baik tentang palpasi menjadi kunci dalam praktik medis yang efektif dan profesional.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang pemeriksaan palpasi dan jenis-jenisnya, Jumat (10/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengenal Pemeriksaan Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau tenaga medis untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien dengan menggunakan tangan dan jari. Metode ini digunakan untuk mendeteksi berbagai faktor seperti kelembutan, kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi perifer.

Pemeriksaan ini menjadi salah satu bagian penting dalam rangkaian diagnosa medis karena dapat memberikan informasi awal tentang kesehatan dan kondisi tubuh pasien.

Pemeriksaan palpasi sangat penting dalam mendiagnosa berbagai kondisi kesehatan, termasuk masalah pada organ dalam dan jaringan tubuh. Posisi pasien saat dilakukan palpasi harus rileks dan nyaman untuk menghindari ketegangan otot, yang bisa mempengaruhi hasil pemeriksaan. Menurut Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI, palpasi adalah langkah kedua dalam pemeriksaan fisik pasien, setelah inspeksi visual. Teknik ini menjadi dasar bagi banyak keputusan medis yang diambil selanjutnya.

Mengutip dari buku Ajar Clinical Skills and Reasoning Keterampilan Pemeriksaan Abdomen yang dipublikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta, palpasi adalah dapat dilakukan pada berbagai bagian tubuh, termasuk abdomen, hepar, limpa, dan ginjal. Pemeriksaan palpasi pada abdomen, misalnya, bertujuan untuk mendeteksi nyeri, spasme otot, serta massa atau organ superfisial yang mungkin mengalami perubahan.

Terdapat dua jenis palpasi pada abdomen, yaitu palpasi ringan dan palpasi dalam. Palpasi ringan menggunakan tekanan lembut untuk meraba permukaan perut, sementara palpasi dalam melibatkan tekanan lebih kuat untuk mendeteksi organ-organ yang terletak lebih dalam.

Palpasi adalah teknik yang membutuhkan keahlian khusus dan pengalaman. Pemeriksaan palpasi pada hepar dilakukan untuk mengetahui apakah hati teraba atau tidak, serta untuk mengevaluasi ukurannya, permukaannya, dan konsistensinya. Teknik ini sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kemungkinan masalah pada organ ini. Teknik khusus seperti "hooking technique" kadang-kadang digunakan untuk memudahkan palpasi pada pasien obesitas.

Pemeriksaan palpasi juga mencakup metode khusus untuk mendeteksi ukuran dan posisi limpa, yang disebut metode Schuffner. Pada pemeriksaan ginjal, metode ballotement digunakan untuk merasakan mobilitas ginjal di antara kedua tangan. Pemahaman yang baik tentang pemeriksaan palpasi sangat penting bagi tenaga medis untuk membuat diagnosa yang akurat dan mengambil tindakan yang tepat. Oleh karena itu, palpasi adalah pemeriksaan yang esensial dalam praktik kedokteran dan kesehatan.

3 dari 3 halaman

Jenis-Jenis Pemeriksaan Palpasi

Masih mengutip dari buku Ajar Clinical Skills and Reasoning Keterampilan Pemeriksaan Abdomen, ini jenis-jenis pemeriksaan palpasi yang dimaksudkan:

1. Palpasi Ringan (Light Palpation)

Palpasi ringan adalah jenis pemeriksaan palpasi yang dilakukan dengan tekanan lembut dan ringan pada permukaan tubuh. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi nyeri, spasme otot, dan beberapa organ atau massa superfisial.

Untuk melakukan palpasi ringan, dokter atau tenaga medis meletakkan telapak tangan secara horizontal dengan jari-jari menyatu dan mendatar di dinding abdomen. Gerakan menekan dilakukan dengan tekanan ringan dan lembut. Jenis pemeriksaan palpasi ini sering digunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui apakah ada reaksi abnormal di permukaan tubuh.

2. Palpasi Dalam (Deep Palpation)

Palpasi dalam adalah jenis pemeriksaan palpasi yang dilakukan dengan tekanan lebih kuat untuk mengevaluasi organ-organ yang terletak lebih dalam. Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk mengetahui tepi hepar, limpa, ginjal, dan massa intra-abdomen.

Cara melakukan palpasi dalam, bagian permukaan telapak jari-jari tangan ditekan pada keempat kuadran abdomen. Jenis pemeriksaan palpasi ini mengidentifikasi massa apa pun yang teraba, dengan memperhatikan lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, kelembutan, mobilitas terhadap jaringan sekitar, dan nyeri tekan.

3. Palpasi Hepar

Palpasi hepar adalah jenis pemeriksaan palpasi yang digunakan untuk mengetahui apakah hati teraba atau tidak. Jika teraba, dokter akan mengevaluasi ukurannya, tepinya, permukaannya, dan konsistensinya. Untuk melakukan pemeriksaan ini, pasien harus tidur terlentang dan rileks dengan melipat kedua tungkai kaki.

Tangan kiri diletakkan di bagian belakang pasien setinggi costa XI-XII untuk menekan ke arah ventral sehingga hati mudah teraba dari depan. Tangan kanan diletakkan pada perut sisi kanan lateral otot rektus dengan ujung jari tangan tepat di bawah daerah pekak hati.

4. Palpasi Limpa (Metode Schuffner)

Palpasi limpa dengan metode Schuffner adalah jenis pemeriksaan palpasi untuk mendeteksi ukuran dan posisi limpa. Metode ini menggunakan garis imajiner yang dibuat mulai dari pertengahan arcus costa kiri melalui umbilikus menuju ke SIAS (Spina iliaca anterior superior) kanan.

Pemeriksaan dilakukan dengan pasien dalam keadaan rileks dengan kedua tungkai ditekuk. Palpasi dimulai dari SIAS kanan, melewati umbilicus menuju arkus costae kiri. Proses ini digunakan untuk mendeskripsikan ukuran pembesaran limpa berdasarkan skala Schuffner.

5. Palpasi Ginjal (Pemeriksaan Ballotement)

Palpasi ginjal menggunakan teknik ballotement untuk mendeteksi mobilitas ginjal di antara kedua tangan. Pemeriksaan ini sering dilakukan pada kedua ginjal, meskipun pada orang dewasa normal, ginjal umumnya tidak teraba. Untuk melakukan pemeriksaan ini, tangan kiri diletakkan di posterior pasien, di kaudal dari iga ke-12 dengan ujung jari pada sudut kostovertebra.

Tangan kanan diletakkan pada abdomen kanan atas, di lateral dari m. rectus abdominis (RUQ). Pada puncak inspirasi, tekanan dalam diberikan dengan tangan kanan untuk merasakan mobilitas ginjal. Jenis pemeriksaan palpasi ini membantu dalam mendiagnosa kondisi ginjal yang tidak normal.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.