Sukses

Nasib Ratusan Pengungsi Tobelo Masih Terkatung-katung

Pemulangan 108 kepala keluarga pengungsi asal Tobelo, Maluku Utara, tertunda hampir sebulan. Tim Monitoring Pemulangan Pengungsi mengaku ada data yang belum lengkap serta koordinasi yang kurang.

Liputan6.com, Maluku Utara: Ratusan pengungsi asal Tobelo, Maluku Utara, mengaku resah. Betapa tidak, hingga kini, mereka tak juga dipulangkan ke kampung halaman. Padahal, para pengungsi yang terdiri dari 108 kepala keluarga itu telah mengemas barang-barang berharga. Bahkan, sebagian barang yang dikemas telah diletakkan di sisi jalan lokasi pengungsian. Mereka berkemas menyusul janji Tim Pemulangan Pengungsi yang akan memulangkan mereka pada 1 Maret silam. Namun, tanpa alasan jelas, proses pemulangan selalu tertunda. Ironisnya, sejak bulan ini, bantuan lauk pauk untuk para pengungsi ini telah dihapus sesuai jadwal pemulangan mereka.

Kondisi para pengungsi yang cukup memprihatinkan itu diakui Ketua Tim Monitoring Pemulangan Pengungsi Letnan Kolonel TNI Abdul Chair Husain. Menurut dia, tertundanya pemulangan lantaran masalah data yang belum lengkap. Serta koordinasi antara Tim Pemulangan Pengungsi di lapangan yang tak berjalan dengan baik.

Catatan yang ada di Gamalama Corruption Watch menyebutkan hal berbeda. Lembaga swadaya masyarakat ini menemukan berbagai macam persoalan penanganan pemulangan pengungsi di Maluku Utara. Misalnya, temuan Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Makassar, Sulawesi Selatan, tentang penyelewengan dana bantuan pengungsi senilai puluhan miliar rupiah.

Awalnya, pemulangan pengungsi asal Maluku Utara berlangsung lancar. Pada 23 September 2002, pemerintah Provinsi Jawa Timur telah memulangkan sekitar 318 pengungsi korban kerusuhan Maluku Utara. Mereka diberangkatkan dengan kapal motor Taruna Sakti dari Pelabuhan Mira, Tanjungperak, Surabaya, Jatim. Untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi selama perjalanan, pemprov setempat membekali duit Rp 100 ribu per orang [baca: Ratusan Pengungsi Maluku Dipulangkan dari Jatim].(ANS/Aldrien Arif)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.