Sukses

Google Hadirkan Reaksi Emoji pada Gmail

Google resmi menghadirkan reaksi emoji pada Gmail yang akan diluncurkan secara bertahap untuk perangkat Android, iOS, dan versi web.

Liputan6.com, Jakarta - Google baru-baru ini menghadirkan reaksi emoji atau reaction di Gmail. Mengutip informasi dari The Verge, Minggu (8/10/2023), fitur ini pertama kali diungkap bulan lalu, dan kini telah resmi diluncurkan. 

Google mengatakan, fitur ini akan diluncurkan secara bertahap di Gmail, dimulai pengguna Android kemudian situs web. Lalu, fitur ini akan menyusul dalam beberapa bulan ke depan di iOS. 

Jika kamu sudah memiliki akses, kamu akan melihat emoji tersenyum (🙂) di bagian bawah pesan. Klik emoji tersebut untuk memilih emoji dari menu, lalu ketuk dan kirim. 

Beberapa emoji akan memiliki efek khusus, seperti emoji konfeti yang akan muncul dalam animasi satu halaman penuh. Sekadar diketahui, fitur ini mirip dengan emoji yang digunakan untuk merespons postingan media sosial atau reaksi di WhatsApp.

Nantinya, pengguna dapat menyentuh dan menahan reaksi yang diberikan untuk mengetahui pengirimnya. Untuk menggunakan reaksi yang sama dengan orang lain, kamu tinggal ketuk reaksi tersebut.

Jika kamu menggunakan email client pihak ketiga, reaksi akan diterima sebagai email terpisah. Selain itu, ada beberapa keterbatasan pada reaction yang diberikan. 

Pengguna tidak bisa memakai reaction dengan akun sekolah atau kantor. Reaksi emoji tersebut juga tidak akan tersedia jika pengguna mengirimkan pesan Gmail ke lebih dari 20 orang atau ke daftar email grup. 

Tidak hanya itu, kamu juga tidak akan bisa memberikan reaksi pada pesan, apabila telah mengirimkan lebih dari 20 reaction di pesan tersebut. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Google Perluas Pencarian Berbasis AI untuk Remaja Usia 13-17 Tahun

Di samping itu, Google memperluas akses ke pengalaman pencarian yang didukung kecerdasan buatan generatif, atau SGE, untuk remaja berusia 13 hingga 17 tahun.

Mulai minggu ini pengguna berusia antara 13 hingga 17 tahun yang masuk ke akun Google, dapat mendaftar ke Search Labs perusahaan.

“AI generatif dapat membantu generasi muda mengajukan pertanyaan yang biasanya tidak dapat dijawab oleh mesin pencari dan mengajukan pertanyaan lanjutan untuk membantu mereka menggali lebih dalam,” kata perusahaan itu dalam unggahannya, sebagaimana dikutip CNET, Sabtu (30/9/2023).

Google menyatakan bahwa pengguna berusia 18 hingga 24 tahun yang saat ini memiliki akses ke SGE merasa pengalaman ini sangat berguna.

Mereka memberikan umpan balik sangat positif tentang bagaimana kemampuan ini memungkinkan pencarian informasi dengan cara yang lebih komunikatif dan alami.  

SGE dalam penelusuran dan SGE saat menjelajah dapat diaktifkan atau dinonaktifkan dari laman beranda Google Search Labs.

Dan dari penggunaan kata 'bertanggung jawab' pada judul unggahan, terlihat jelas bahwa Google menyadari mencampurkan kecerdasan buatan dan pengguna yang lebih muda dapat menimbulkan kontroversi.

3 dari 4 halaman

Google Berikan Dukungan Chromebook Selama 10 Tahun

Google mengumumkan perluasan dukungan pembaruan otomatis Chromebook yang semula 8 tahun menjadi 10 tahun. Pembaruan otomatis ini berlaku mulai dari perangkat keluaran tahun 2019 dan yang lebih baru.

Langkah ini merupakan tanggapan dari banyaknya kritik konsumen mengenai jumlah Chromebook yang digunakan dan dijual dengan tanggal kadaluwarsa terlampau banyak.

Dikutip dari Ars Technica, Selasa (26/9/2023), Google menyatakan dalam postingan blognya, "Mulai 2024, jika kamu memiliki Chromebook yang dirilis mulai tahun 2021 dan seterusnya, akan otomatis mendapat pembaruan selama 10 tahun."

Perusahaan ini juga menambahkan, "Untuk Chromebook yang dirilis sebelum tahun 2021 dan sudah digunakan, pengguna dan admin IT akan memiliki opsi untuk memperpanjang pembaruan otomatis hingga 10 tahun sejak rilis platform saat menerima pembaruan otomatis terakhir."

Dukungan selama sepuluh tahun merupakan pencapaian penting bagi Chromebook. Sebab, perangkat besutan Google ini memiliki harga yang terjangkau.

4 dari 4 halaman

Google Podcast Bakal Dimatikan pada 2024

Di sisi lain, Google dan YouTube bakal mematikan platform Google Podcast pada 2024 mendatang, di mana nantinya konten-konten siniar atau podcast, akan dialihkan ke YouTube Music.

Awal tahun 2023, YouTube juga telah merilis fitur untuk menonton dan mendengarkan podcast melalui aplikasi YouTube Music di Amerika Serikat (AS), tanpa menarik bayaran.

Dengan fitur ini, penikmat siniar di YouTube Music akan bisa mengunduh, memutar di latar belakang, hingga beralih antara video dan audio sebuah konten.

YouTube juga mengungkapkan rencana mereka untuk meluncurkan Podcast di YouTube Music secara global sebelum akhir tahun ini.

Sebagai bagian dari investasi mereka yang ditingkatkan di sektor ini, YouTube pun memutuskan akan mengakhiri Google Podcasts.

"Pada tahun 2024 nanti, sebagai bagian dari proses ini, kami akan menghentikan Google Podcast," tulis YouTube dalam blog resminya, dikutip Rabu (4/10/2023).

"Sebagai bagian dari proses ini, kami akan membantu pengguna Google Podcast beralih ke Podcast di YouTube Music," kata perusahaan di bawah Google.

Perusahaan juga mengungkapkan, menurut riset Edison, sekitar 23 persen pengguna podcast mingguan di AS mengatakan YouTube jadi layanan yang sering dipakai, dibandingkan Google Podcast yang cuma 4 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.