Sukses

Internet Kecepatan Tinggi Dukung Berbagi Konten Positif Selama Pandemi

IndiHome sendiri mencatat konsumsi data masyarakat melalui IndiHome telah menembus 60 petabyte (60 juta gigabyte) dengan jumlah perangkat yang terhubung dalam jaringan IndiHome mencapai lebih dari 180 juta perangkat.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi covid-19 mengubah banyak hal di masyarakat, tidak terkecuali pada diri Hayati Nufus. Tidak sedikit masyarakat yang mengeksplorasi hal-hal baru dalam hidupnya, termasuk semakin kenal dengan dirinya sendiri.

Hal itulah yang dipelajari oleh Nufus selama pembatasan pergerakan masyarakat diberlakukan. Ia mempelajari Human Design yang disebutnya memberikan kemudahan untuk mendapatkan blueprint atau cetak biru kehidupan.

"Jika kita ada pertanyaan 'Saya itu orang seperti apa, cara saya berinteraksi dengan orang lain harus bagaimana, minat bakat saya sebenarnya apa, potensi terbesar saya apa, nah semua itu bisa dijawab dengan Human Design," ujar Nufus yang berprofesi juga sebagai peneliti di salah satu instansi di Jakarta.

"Dari mempelajari Human Design kita bisa tahu cara kerja menyeluruh baik dalam diri kita sendiri ataupun ke luar saat berinteraksi. Tetapi Human Design itu berbeda dengan zodiak atau tes psikologi seperti yang kita kenal, Human Design ini alat yang sangat personal," ujarnya menambahkan.

Melansir Goop.com, Human Design ditemukan pertama kali tahun 1987 oleh Alan Robert Krakower yang kemudian berganti nama menjadi Ra Uru Hu. Human Design merupakan sistem pengetahuan yang mengkombinasikan ilmu tradisional seperti Yi Jing (I-Ching), astrologi, chakra, dll, dan ilmu modern seperti fisika kuantum dan genetika.

Human Design bertujuan membantu mengenal sifat alami, bakat, potensi, tujuan hidup, dan cara pengambilan keputusan terbaik. Harapannya, informasi dari Human Design menjadi petunjuk menjalani hidup dengan menjadi diri sendiri.

Nufus awalnya mempelajari Human Design untuk dirinya sendiri. Namun sekarang dia membuka jasa 'Human Design Reading', yang membantu orang untuk menemukan 'cetak biru'nya.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Hayati Nufus (@hayatinu2)

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Media Sosial Menjadi 'Senjata'

Keterbatasan dalam berinteraksi membuat mayoritas kegiatan yang tadinya mengharuskan kita bertatap muka menjadi berubah. Pemanfaatan internet yang tadinya memang sudah lekat dengan kehidupan kita saat pandemi perannya menjadi krusial.

Tak berbeda dengan masyarakat lain selama pandemi, maka media sosial menjadi 'senjata' Nufus untuk belajar dan juga membagikan ilmunya pada orang lain. Ia memanfaatkan Instagram untuk berbagi konten terkait human design sehingga banyak orang juga bisa mempelajarinya.

Ia juga kerap membuat sesi pertemuan online selama masa pandemi. Aturan yang membuat orang menjadi berjarak saat pandemi menjadi tidak terasa dengan adanya teknologi internet.

"Saya memang membuat konten di media sosial dengan harapan teman-teman bisa tahu dan mengenal apa itu Human Design. Konten yang saya buat sebenarnya cukup dasar tapi semua itu berdasarkan pengalaman yang saya rasakan sendiri," kata Nufus.

"Beberapa teman cukup tertarik untuk menjadwalkan sesi reading dengan saya, dan itu semua saya lakukan secara online. Sama seperti saat saya mempelajari Human Design ini semuanya dilakukan secara online."

Usaha Nufus membagikan Human Design lewat kontennya berbuah positif. Salah satu temannya mengaku merasakan perubahan dalam menjalani hidupnya terutama pekerjaan.

“Aku seneng banget bisa 'ketemu' Human Design lewat Nufus. Tadinya memang lagi galau soal arah karier, bingung kenapa pekerjaan yang dijalani sekarang terasa membebani, padahal aku kira sudah sesuai passion (di bidang kreatif). Ternyata Nufus menyediakan jasa konsultasi HD ini, jadi langsung deh aku pesan sesi!” tulis salah satu teman Nufus dalam testimoni via Whatsapp yang dibagikan kepada Liputan6.com.

Nufus menyebut faktor kecepatan internet di rumah menjadi sangat penting dalam menjadi seorang konten kreator. Beruntung dia sudah berlangganan IndiHome yang memang punya jaringan internet kencang dan stabil.

"Internet menjadi bekal saya untuk belajar dan berbagi. Semua yang saya dapatkan selama pandemi ini benar-benar mengandalkan internet yang bagus," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Fitur IndiHome untuk Konten Positif

Terkait konten positif, IndiHome sendiri memiliki konten yang bersifat serupa dalam fitur add-on EduKids.id yang menyediakan beragam konten edukatif dan menghibur. Pelanggan yang ingin berlangganan EduKids.id bisa melalui situs resmi IndiHome, aplikasi myIndiHome, dan IndiHome TV.

“Konten edukasi yang menarik, kreatif, dan bernuansa positif tentu turut mendukung perkembangan generasi muda di Indonesia.

Latar belakang tersebut membuat IndiHome berinisiatif meluncurkan add-on EduKids.id yang menyediakan beragam konten edukatif dan menghibur untuk anak usia 2 hingga 16 tahun, yaitu e-book, animasi, dan musik,” tulis Indihome di situs resminya.

Selain itu, Indihome juga kerap berbagi konten edukatif lewat akun Instagram resminya. Salah satunya adalah konten edukatif untuk mencegah masyarakat berbagi informasi yang salah, serta waspada untuk setiap penipuan yang bertujuan mendapatkan data pribadi pelanggannya.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by IndiHome (@indihome)

Hal itu sejalan dengan imbauan Menkominfo, Johnny G. Plate untuk menjadikan internet lebih aman, nyaman dan bermanfaat.

"Pemerintah Indonesia menekankan agar seluruh pengguna internet memiliki hak untuk terbebas dari konten dan interaksi online yang berbahaya," kata Johnny, seperti dilansir laman Kemkominfo.

"Sehingga, kami mengajak seluruh pihak untuk ikut berpartisipasi aktif dan menjadikan internet lebih aman, nyaman, dan bermanfaat," imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Dukung Kebutuhan Pelanggan

Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ada 215.626.156 juta pengguna internet di Indonesia dari total populasi 275.773.901 jiwa. "Peningkatan penetrasi ini masih didorong oleh penggunaan internet yang kian jadi kebutuhan masyarakat, khususnya semenjak pandemi Covid-19 pada 2020," kata Arif dalam konferensi pers di kantor APJII, Rabu (8/3/2023).

IndiHome sendiri mencatat konsumsi data masyarakat melalui IndiHome telah menembus 60 petabyte (60 juta gigabyte) dengan jumlah perangkat yang terhubung dalam jaringan IndiHome mencapai lebih dari 180 juta perangkat.

Jumlah yang terkoneksi cukup besar mengingat jumlah pelanggan IndiHome hingga Q3 2022 ada di kisaran 9 juta pelanggan. "IndiHome sebagai internetnya Indonesia, akan terus mendukung kebutuhan digital pelanggan agar mereka dapat melakukan aktivitas tanpa batas bersama IndiHome," tutur Vice President Marketing Management Telkom, E. Kurniawan.

Menurutnya, internet sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Pemanfaatannya pun semakin melebar dari yang hanya untuk berkomunikasi menjadi untuk melayani beragam hal lain seperti pendidikan, dan perdagangan.

“Walhasil, kami di IndiHome juga telah berkembang pesat mulai dari digital connectivity, digital platform, hingga digital entertainment,” katanya seperti dilansir Antara.

“Kami harus pastikan, konektivitas kami bisa dinikmati semua orang dan terjangkau yang bisa menunjang aktivitas tanpa batasnya.” ujarnya menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini