Sukses

Messenger Akhirnya Kembali ke Aplikasi Facebook setelah 9 Tahun 'Dibuang', Biar Bisa Bersaing dengan TikTok?

Setelah sembilan tahun berlalu, Meta akhirnya siap mempertemukan Messenger kembali ke aplikasi Facebook.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sembilan tahun berlalu, Meta akhirnya siap mempertemukan Messenger kembali ke aplikasi Facebook.

"Kami sedang menguji kemampuan orang untuk mengakses kotak masuk Messenger di dalam aplikasi Facebook dan kamu akan melihat kami memperluas pengujian ini segera," tulis Kepala Facebook Tom Alison, dikutip dari Engadget, Rabu (8/3/2023).

"Pada akhirnya, kami ingin mudah dan nyaman bagi orang-orang untuk terhubung dan berbagi, baik di aplikasi Messenger atau langsung di dalam Facebook," lanjutnya.

Ketika Meta menghapus Messenger dari aplikasi Facebook pada tahun 2014, dikatakan bahwa "Tujuan perusahaan adalah memfokuskan upaya pengembangan untuk menjadikan Messenger pengalaman perpesanan seluler terbaik dan menghindari kebingungan karena memiliki pengalaman perpesanan seluler Facebook yang terpisah."

Tidak jelas apakah Meta memiliki rencana untuk mengembalikan perpesanan ke versi peramban seluler Facebook. Langkah ini mulai mendorong pengguna web seluler untuk menggunakan aplikasi Messenger pada 2016.

Alasan utama Meta mengembalikan Messenger ke aplikasi Facebook adalah untuk mempermudah orang membagikan apa yang mereka temukan di Facebook melalui perpesanan, kapan, di mana, dan dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan mereka, tanpa perlu beralih ke aplikasi lain.

TikTok memungkinkan pengguna untuk berbagi video yang mereka temukan dengan teman-teman mereka melalui aplikasi pesan bawaan.

Jadi, di satu sisi Meta membalikkan arah dan kembali ke cara lama dalam melakukan sesuatu, tetapi di sisi lain, sekali lagi, mereka meniru pesaing.

Meta membuat pengumuman dalam posting blog tentang area fokus Facebook untuk tahun 2023. Posting-an tersebut berusaha meyakinkan orang bahwa "Facebook tidak mati atau sekarat," karena sekarang memiliki lebih dari 2 miliar pengguna.

Dalam upaya untuk menjadi lebih kompetitif dengan TikTok, Meta berusaha mengalihkan Facebook dari aplikasi tempat pengguna mengikuti teman dan keluarga ke lebih banyak platform hiburan dan penemuan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Meta Bakal Disidang Gara-Gara Curi Algoritma AI dari Sebuah Startup

Meta Platforms, induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram, kehilangan kesempatan untuk mengakhiri gugatan di pengadilan federal Boston, AS. Meta disebut telah mencuri informasi algoritma rahasia dari startup bidang kecerdasan buatan atau AI, Neural Magic Inc.

Dengan hilangnya kesempatan untuk mengakhiri gugatan, perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg cs ini harus menghadapi persidangan atas tudingan di atas.

Sekadar informasi, menurut Hakim Distrik AS Denise Casper, Meta dituduh mencuri informasi rahasia dari startup AI, Neural Magic, yang memungkinkan sistem AI memproses informasi lebih cepat.

Mengutip Reuters, Selasa (7/3/2023), pengadilan juga menghadirkan kesaksian dari seorang ahli yang menyebut, Meta berutang pada Neural Magic sebesar USD 766 juta (setara Rp 11,7 triliun) dalam bentuk royalti.

Perwakilan Meta dan Neural Magic tidak segera memberi tanggapan dan permintaan komentar atas keputusan tersebut. Namun, proses persidangan dijadwalkan mulai pada September mendatang.

Sekadar informasi, Neural Magic merupakan startup di bidang AI yang berbasis di Somerville, Massachusetts, AS. Startup ini didirikan oleh dua mantan peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Investor startup ini berasal dari sejumlah modal ventura dan perusahaan, mulai dari Andreessen Horowitz, VMware, Comcast, dan Verizon.

3 dari 5 halaman

Gugatan Dilayangkan Sejak 2020

Kasus ini bukan baru saja terjadi, Reuters melaporkan, Neural Magic menggugat Meta--sebelumnya masih bernama Facebook--pada 2020 karena raksasa jejaring sosial ini dituding mencuri algoritme.

Algoritme tersebut memungkinkan komputer yang sederhana menjalankan perhitungan matematis yang rumit dengan lebih efisien dan memungkinkan ilmuwan riset untuk memakai kumpulan data yang lebih besar.

Gugatan itu menyebut, Meta menyewa seorang ilmuwan komputer Neural Magic, Aleksandar Zlateski, yang memberi Meta algoritma, dikenal sebagai "jantung" teknologi Neural Magic.

Neural Magic menyebut, Meta menerbitkan algoritme di situs sumber terbuka GitHub dan berterima kasih kepada Zlateski karena telah memecahkan masalah utama, demi kemajuan berkelanjutan Facebook di dunia kecerdasan buatan.

Meta pun sempat meminta pengadilan untuk membatalkan kasus tersebut tahun lalu. Alasannya karena Neural Magic telah gagal mengidentifikasi rahasia dagang atau trademark yang dapat dilindungi dan Zlateski tidak memperoleh informasi tersebut secara benar.

4 dari 5 halaman

Kasus Berlanjut, 40 Gugatan Dilayangkan ke Meta

Namun, pada Senin, 6 Maret 2023, pengadilan mengizinkan kasus Neural Magic terus berlanjut untuk semua, kecuali satu dari 41 rahasia yang dituduhkan kepada Meta, dan telah disalahgunakan.

Hakim Denise Casper mengabulkan sebagian dari permintaan Meta dan Zlateski, menolak klaim Neural Magic bahwa mereka melanggar klausul non-kompetisi atau terlibat dalam praktik bisnis yang tidak adil, menurut hukum Massachusetts.

Kasusnya tecatat dengan nama Neural Magic Inc v Meta Platforms Inc, di Pengadilan Distrik AS, untuk Distrik Massachusetts, Nomor 1:20-cv-10444.

5 dari 5 halaman

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.