Sukses

Strategi Asus Pimpin Pasar Laptop di Indonesia selama Satu Dekade

Asus mengungkapkan beberapa strategi mereka agar bisa tetap menjadi pimpinan pasar laptop di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Asus baru saja merayakan keberhasilan mereka sebagai pemimpin pasar notebook atau laptop selama 10 tahun atau satu dekade di Indonesia.

Dalam puncak perayaan Asus Indonesia "A Decade of Leadership" di Denpasar, Bali pada Rabu (24/2/2023), perusahaan pun mengungkapkan sejumlah strategi yang mereka lakukan, untuk bisa mempertahankan pencapaian tersebut.

Rex Lee, Corporate Vice President Head of Asus PC Business, mengatakan meski sudah menjadi pimpinan pasar notebook, Asus memiliki filososi agar terus rendah diri.

"Kita terus mengingatkan ke diri sendiri supaya selalu rendah diri. Kita tidak boleh menjadi arogan dan mengira karena kita nomor satu dan tahu segalanya, lalu kita berhenti meningkatkan diri," kata Lee.

Selain itu, menurut Lee, perusahaan selalu mendengarkan pelanggannya dan terus mendorong peningkatan.

Ia juga menyebut, Asus kerap menawarkan konsumen produk-produk dan layanan terbaiknya, yang kemudian juga bisa direkomendasikan ke teman-teman dan anggota keluarga pengguna lain.

Lee juga percaya bahwa sudah seharusnya tak cuma perusahaan yang diuntungkan dari produk-produk buatan mereka, tetapi juga konsumen pun harus bisa mendapatkan keuntungan dari perangkat-perangkat yang digunakannya.

Lee pun mengatakan, filosofi lain dari perusahaan teknologi itu adalah fokus pada kesuksesan jangka panjang, alih-alih hasil dalam jangka pendek.

Dalam kesempatan sama, Cindy Ferlani, Asus Indonesia National Sales Manager, juga menegaskan pentingnya tentang memahami pelanggan.

"Selain channel strategy, penting bagi kita untuk terus memahami pelanggan supaya kita bisa berinteraksi dengan baik dengan pelanggan, audiens, dan juga Asus Fans," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perjalanan Asus Jadi Pemimpin Pasar Laptop di Indonesia

Asus sendiri masuk ke pasar laptop Indonesia pada 2008, dengan pangsa pasar hanya 1,5 persen. Di 2009, mereka laporkan pangsanya meningkat hingga 5 persen, lalu 10 persen di 2010, dan 15 persen di 2011.

Awal tahun 2012, Asus mengklaim menjadi brand laptop dengan pangsa pasar nomor dua terbesar di Indonesia. Penguasaan pasar saat itu berada di angka 16 oersen dengan 598.109 unit notebook dan netbook menurut data IDC.

Hingga kuartal ke-4 tahun 2022, Asus mencatat penguasaan pasar sebesar 41,7 persen berdasarkan aktivasi perangkat dari Microsoft.

Perusahaan juga mengatakan, hingga saat ini, mereka telah memiliki 131 Service Point yang terdiri dari 29 Asus Service Center dan 102 Asus Service Partner.

Pelanggan Asus di Indonesia juga dapat melakukan tracking atau pelacakan terhadap status perbaikan dan status garansi perangkatnya secara online.

Di 2023, Asus juga menyatakan bakal fokus dalam menghadirkan laptop dengan performa tinggi, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan perangkat semacam ini di Indonesia, khususnya bagi para kreator konten.

 

3 dari 4 halaman

Asus Mau Rakit Laptop di Indonesia

Selain itu, Yulianto Hasan, Commercial BDM of Asus Indonesia mengungkapkan, mereka juga akan mulai fokus ke laptop commercial atau komersial, di mana target penggunanya adalah konsumen bisnis atau perusahaan.

Laptop komersial Asus juga akan ikut berkontribusi memenuhi persyaratan terkait perakitan di dalam negeri dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), seperti yang digalakkan oleh pemerintah Indonesia.

"Jadi untuk seri produk komersial sendiri akan jadi yang pertama menggunakan TKDN. Akan ada model yang menjadi local assembly TKDN di Indonesia, melalui Asus Commercial," imbuh Yulianto dalam kesempatan terpisah.

Menurut Yulianto, peningkatan produksi di Indonesia ini penting dalam menuju Indonesia yang maju pada tahun 2045, seperti target Bappenas.

 

4 dari 4 halaman

Pengembangan Edukasi

Selain itu ia menyebut, ada rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dari sisi industrialisasi seperti negara-negara Asia Timur, pada 2030.

"Kalau kita bisa lihat target pemerintah ini juga berhubungan dengan edukasi. Karena untuk menuju 2045 menjadi negara maju seperti Jepang, sumber daya manusia harus ditingkatkan yang juga berhubungan dengan edukasi," katanya

"Di sini juga selain TKDN yang kita juga mau berkontribusi ke local production di Indonesia, yang berikutnya adalah pengembangan edukasi," pungkas Yulianto.

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.