Sukses

Usai Beli Twitter, Elon Musk Bakal Hidupkan Kembali Vine?

Menurut laporan terbaru, Elon Musk memiliki rencana untuk menghidupkan kembali Vine usai resmi menjadi pemilik Twitter.

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk dilaporkan mulai bergerak cepat melakukan sejumlah perubahan di Twitter, setelah dirinya resmi menjadi pemilik. Salah satu laporan terbaru dari Axios menyebut CEO Tesla itu ingin menghidupkan kembali layanan Vine.

Mengutip informasi dari The Verge, Selasa (1/11/2022), tim Elon disebut telah meminta para insinyur di perusahaan untuk mencari kembali kode Vine, dan mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa menghidupkannya kembali.

Dijelaskan lebih lanjut, rencana untuk menghidupkan kembali Vine ini ditargetkan bisa selesai pada akhir 2022. Namun, apabila rencana ini benar-benar dilakukan, jadwal yang dibutuhkan untuk kembali menghidupkan kembali Vine di Twitter terbilang ambisius.

Alasannya, layanan Vine telah ditutup sejak 2017, sehingga kode aplikasi itu sudah terusia setidaknya 5 tahun. Product Director Twitter, Sara Beykpour menyebut beberapa kode Vine telah berusia lebih dari 10 tahun.

Meski belum dapat dipastikan, Elon Musk memang sempat membuka polling di Twitter mengenai apakah dirinya harus kembali menghidupkan layanan Vine. Hasilnya, 69 persen dari 4 juta suara yang memilih menyatakan ia harus menghidupkan kembali layanan tersebut.

Sebagai informasi, Vine diakusisi Twitter pada 2012 dengan nilai sekitar USD 30 juta. Vine sendiri merupakan media sosial berfungsi perekaman video berdurasi 6 detik yang terus dimainkan secara berulang (loop).

Kendati demikian, pada 2016, Twitter mengumumkan layanan Vine ditutup. Lalu, pada 17 Januari 2017, perusahaan benar-benar menutup layanan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Elon Musk Disebut Akan Kenakan Biaya Centang Biru Twitter

Tidak hanya itu, salah satu perombakan yang akan digarap Elon Musk adalah mengubah Twitter Blue serta verifikasi akun.

Elon Musk dikabarkan telah memberikan karyawan ultimatum pertamanya yaitu untuk memenuhi tenggat waktu memperkenalkan verifikasi berbayar di Twitter, atau meninggalkan perusahaan.

Dilansir The Verge, dikutip Senin (31/10/2022), Musk dikabarkan meminta agar harga layanan berlangganan Twitter Blue, di mana pengguna bisa membuka fitur tambahan, dinaikkan agar pelanggan juga bisa melakukan verifikasi pengguna.

Menurut narasumber The Verge, Twitter sekarang berencana untuk membebankan biaya USD 19,99 untuk langganan Twitter Blue yang baru. Dengan paket tersebut, pengguna terverifikasi akan punya 90 hari untuk berlangganan atau centang birunya akan dicabut.

Karyawan yang mengerjakan proyek itu diberitahu pada hari Minggu bahwa mereka harus memenuhi tenggat waktu 7 November 2022 untuk merilis fitur ini, atau mereka akan dipecat.

Dalam cuitan di akun Twitter resminya pada hari Minggu waktu setempat, bos Tesla itu juga mengatakan: "Seluruh proses verifikasi sedang diubah sekarang."

Namun, CEO SpaceX ini belum menjabarkan lebih lanjut seperti apa bentuk perubahan proses verifikasi tersebut nantinya.

Casey Newton dari Platformer pertama kali melaporkan bahwa Twitter sedang mempertimbangkan untuk membebankan biaya jika pengguna ingin akunnya terverifikasi. Juru bicara Twitter tidak menanggapi permintaan berkomentar.

3 dari 4 halaman

Bikin Dewan Moderasi Konten

Baru beberapa hari menjabat sebagai "Chief Twit," Musk sudah mulai melakukan perubahan di Twitter. Salah satu yang pertama adalah dengan mengubah beranda bagi pengguna yang logged out.

Karyawan yang ditugaskan untuk melaksanakan proyek Musk sejak dia mengambil alih pada Kamis malam waktu setempat, juga dilaporkan telah bekerja hingga larut malam dan selama akhir pekan.

Elon Musk juga kabarnya akan membentuk dewan moderasi. Mengutip Engadget, Sabtu (29/10/2022), rencana tersebut diungkapkannya melalui cuitan di akun Twitternya. Ia menuliskan, dewan moderasi konten ini akan terdiri dari berbagai sudut pandang.

"Twitter akan membentuk dewan moderasi konten dengan sudut pandang yang beragam. Tidak ada keputusan besar terkait konten atau pemulihan akun terjadi sebelum dewan itu bersidang," tulisnya lewat akun @elonmusk.

Kendati demikian, ia tidak mengungkap lebih detail mengenai pembentukan dewan moderasi konten ini. Begitu pula dengan nama-nama yang akan masuk dalam dewan ini.

4 dari 4 halaman

Sejumlah Petinggi Twitter Dipecat

Untuk diketahui, Musk memang telah lama memiliki rencana untuk mengubah soal kebijakan moderasi Twitter. Salah satu yang menjadi sorotan adalah ketika Twitter melarang secara permanen Donald Trump untuk memiliki akun di platform tersebut.

Oleh sebab itu, ada kemungkinan di bawah Elon Musk, Twitter akan melakukan perubahan terkait kebijakan moderasi konten. Namun, perubahan seperti apa yang akan dibawa belum diketahui.

Di samping rencana pembentukan dewan moderasi konten, Musk juga merombak secara besar-besaran jajaran petinggi Twitter. CEO terakhir Twitter sebagai perusahaan publik, Parag Agrawal, juga kabarnya telah dicabut dari posisinya.

Selain itu, Chief Financial Officer Ned Segal dan Vijaya Gadde, kepala kebijakan perusahaan yang dikritik oleh CEO Tesla itu secara terbuka, juga diberitakan telah meninggalkan kantor Twitter.

The New York Times juga melaporkan, penasihat umum Twitter Sean Edgett, telah meninggalkan kantor Twitter. Chief Customer Officer Sarah Personette, juga jadi salah satu eksekutif yang dicopot dari jabatannya.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.