Sukses

Pakar: Kematian Bocah SD di Ciamis karena HP Meledak Perlu Diteliti

Pakar keamanan siber dan teknologi menyebut kematian bocah SD di Ciamis karena HP meledak perlu diteliti lebih lanjut baik oleh vendor atau PLN untuk memastikan penyebabnya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang bocah SD di Ciamis, Jawa Barat, meninggal dunia dengan luka bakar di dada diduga akibat ponsel yang dipakainya meledak.

Bocah 9 tahun ini disebut-sebut tengah memainkan smartphone sembari diisi daya dan menyebabkan HP meledak, hingga mengakibatkan luka bakar.

Berita tersebut ditanggapi oleh pakar keamanan siber sekaligus teknologi, Alfons Tanujaya. Alfons mengatakan, kasus bocah Ciamis karena HP yang meledak ini perlu diteliti lebih jauh mengenai penyebab kematian anak.

Alfons menyebut, bagian smartphone yang berpotensi melukai adalah baterai. Kini baterai yang banyak dipakai dalam smartphone adalah baterai lithium, baik lithium ion maupun polimer.

Menurutnya, jika baterai lithium tercolok, kembung, atau jatuh akan mengakibatkan reaksi internal dan terbakar, menimbulkan api kimia yang berbahaya dan mengakibatkan luka bakar serius.

"Ada beberapa kasus kematian karena baterai lithium yang meledak dan mengakibatkan kematian, seperti baterai rokok elektrik yang meledak dan serpihannya melukai pembuluh darah. Namun, hal ini tidak terjadi secara instan," kata Alfons, dalam pernyataan yang diterima Tekno Liputan6.com, Minggu (7/8/2022).

Alfons pun menyebut, baterai lithium yang dikatakan meledak sebenarnya lebih tepat disebut sebagai terbakar. Baterai lithium, menurut Alfons, bukan meledak seperti bahan peledak atau tabung gas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vendor hingga Pihak Berwenang Perlu Teliti Lebih Lanjut

"Apakah benar, ledakan baterai dan ada serpihan yang melukai areri atau sebab lain di mana ketika mengalami luka bakar harusnya anak bereaksi dan tidak diam saja tak bergerak," ujar Alfons, menyarankan agar kasus ini diteliti lebih lanjut.

Alfons mengatakan, salah satu kemungkinan yang perlu diperhitungkan adalah charger ponsel bermasalah. Menurutnya, ponsel dalam keadaan tercolok ke charger dan jika bocor atau korslet dapat mengirimkan arus listrik yang bisa melumpuhkan manusia, sehingga tidak berdaya dan tetap diam meskipun dadanya terbakar.

"Saya menyarankan pihak terkait seperti perwakilan merek ponsel yang terkait (Samsung), PLN, dan pihak terkait lain turun tangan untuk memeriksa dan memastikan apa penyebab kematian bocah ini dan memberikan informasi jelas kepada masyarakat," kata Alfons.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Agar Masyarakat Tak Panik dan Tetap Waspada

Hal tersebut perlu dilakukan agar masyarakat tidak mengalami ketakutan yang tidak tepat dan terus waspada dengan baterai dan arus listrik.

Alfons juga menjelaskan, saat ini selain masif dipakai untuk smartphone, baterai lithium ion dan polimer juga dipakai untuk rokok elektrik dan baterai skuter listrik yang ukurannya jauh lebih besar dan berbahaya dari baterai ponsel.

"Semoga hal ini dapat diluruskan dan masyarakat mendapat pencerahan yang baik atas ancaman baterai dan bagaimana menangani dengan baik," katanya.

Sebelumnya, sebuah kejadian tragis mengakibatkan bocah SD di Ciamis meninggal dunia dengan luka bakar di dada akibat ledakan ponsel yang dipakainya terjadi pada Rabu, 3 Agustus 2022.

Adapun bocah SD itu berinisial IHM (9) merupakan warga Desa Kiarapayung, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Dalam pernyataan kepada wartawan, Dedi, Kepala Desa Kiarapayung menjelaskan kejadian tersebut terjadi setelah IHM pulang sekolah. Sesampainya di rumah, IHM langsung bermain ponsel.

4 dari 4 halaman

Disebut Sedang Main HP Sambil Diisi Daya

Dia juga menjelaskan, IHM saat ini bermain HP Android miliknya sambil diisi dayanya. "Korban ini kata ibunya bermain ponsel sambil tidura," kata Dedi sebagaimana dikutip dari Merdeka, Minggu (7/8/2022).

"Ibu kandung korban, mengaku sempat keluar rumah ke warung untuk membeli makanan. Di rumah saat itu ada korban bersama adiknya yang masih kecil," jelasnya.

Disebutkan, sang ibu korban setidaknya meninggalkan IHM dan adiknya selama 30 menit Saat kembali ke rumah, dia sempat memanggil IHM, namun tidak mendapatkan jawaban.

"Saat masuk ke rumah, ibu korban ini melihat IHM seperti tertidur telungkup di lantai tanpa alas," jelas Dedi.

"Karena mengira tertidur, ibu korban ini mencoba membangunkan namun tidak ada respons. Saat tubuhnya dibalik, dia melihat ponsel anaknya berantakan di bagian dada," ungkapnya.

Mengetahui anaknya meninggal, sontak ibu korban berteriak histeris dan meminta tolong. Warga yang mendengar teriakan tersebut langsung mendatangi rumah IHM untuk memberikan pertolongan.

Dedi menduga, IHM meninggal akibat ledakan ponsel yang digunakan. Menurutnya, ponsel yang ditemukan memang dalam kondisi sudah rusak berantakan, bagian baterainya pecah, namun kabel pengisi dayanya utuh.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.