Sukses

Vladimir Putin Berhentikan Bos Badan Antariksa Rusia Dmitry Rogozin

Melalui dekrit dari Presiden Rusia Vladimir Putin, posisi Dmitry Rogozin sebagai kepala Roscosmos digantikan oleh Yuri Borisov.

Liputan6.com, Jakarta - Dmitry Rogozin, Direktur Jenderal Roscosmos, secara resmi harus angkat kaki dari posisinya di badan antariksa Rusia tersebut, mulai Jumat, 15 Juli 2022 waktu setempat.

Pemberhentian tersebut seperti tertuang dalam dekrit baru yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, seperti diungkap dalam rilis resmi Kremlin.

Dalam dekrit ini, dikutip dari Space.com, Senin (18/7/2022), Putin menyatakan "Melepaskan Dmitry Olegovich Rogozin dari jabatan Direktur Jenderal Perusahaan Antariksa Negara Roscosmos."

Selain itu, dekrit tersebut dinyatakan "mulai berlaku sejak tanggal penandatanganannya." Putin selanjutnya mengumumkan pengangkatan Yuri Borisov sebagai Direktur Jenderal dari Roscosmos State Corporation.

Yuri Borisov sendiri sebelumnya adalah Wakil Perdana Menteri Rusia sejak 2018, dan pernah menjadi Wakil Menteri Pertahanan.

Media Meduza di Latvia menyebut, Dmitry Rogozin kemungkinan bisa ditugaskan lagi sebagai kepala staf untuk Putin, atau sebagai administrator yang mengawasi wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina Timur, meski ini baru sebatas rumor.

Rogozin, dikutip dari The Verge, menjabat sebagai Direktur Jenderal Roscosmos sejak 2018. Sebelumnya, dia adalah Wakil Perdana Menteri sejak 2011, dan mengawasi luar angkasa dan pertahanan.

Sejak menjabat sebagai kepala Roscosmos, Rogozin dikenal sebagai sosok yang kontroversial, terutama karena ketegangan yang ditimbulkan dengan NASA, badan antariksa Amerika Serikat (AS) dan mitra terbesar Rusia di luar angkasa.

Rogozin diberi sanksi oleh AS pada tahun 2014, dan dilarang memasuki negara itu selama waktunya sebagai wakil perdana menteri, selama aneksasi Rusia atas Krimea.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pernyataan Kontroversial Rogozin

Sosok Rogozin lebih disorot karena pernyataan-pernyataannya, terkait Perang Ukraina dengan Rusia di tahun 2022.

Salah satunya adalah pernyataannya tentang kemungkinan Roscosmos menarik diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan menyebabkan benda itu jatuh ke Bumi.

Selain itu, ia menyatakan bahwa Rusia tidak akan lagi memasok mesin roket ke Amerika Serikat. Rogozin juga pernah menyebut, astronot NASA dapat menggunakan "sapu" untuk mencapai orbit.

Yang terbaru, badan antariksa Eropa, ESA, dikabarkan secara resmi membatalkan kerja sama mereka dengan Roscosmos, dalam pembangunan misi penjelajahan untuk mencari kehidupan di Mars, yang awalnya akan diluncurkan September 2022.

Josef Aschbacher, Kepala ESA mengatakan, perang di Ukraina membuat tidak mungkin untuk bekerja sama dengan Rusia, dalam program tersebut.

Meski begitu, NASA biasanya tidak banyak mengomentari pernyataan Rogozin. Kedua badan antariksa itu juga masih bekerja sama di luar angkasa, terlepas dari pernyataan-pernyataan kontroversial Rogozin.

Namun, NASA beberapa waktu lalu mengecam tindakan astronaut Rusia atau kosmonaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional, yang dinilai merayakan kemenangan negaranya atas Luhansk, yang disebut sebagai anti-Ukraina.

 

3 dari 4 halaman

NASA Kecam Kosmonaut yang Rayakan Kemenangan Rusia

Sebelumnya diberitakan, badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengunggah foto pada 4 Juli ke saluran Telegram resminya, yang menunjukkan tiga kosmonaut saat berada di Stasiun Luar Angkasa.

Dalam foto itu, terlihat astronaut Rusia Oleg Artemyev, Denis Matveev, dan Sergey Korsakov, memegang bendera Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk dalam sebuah foto yang lain.

"Hari Pembebasan Republik Rakyat Luhansk," tulis keterangan foto tersebut seperti dilansir The Verge, dikutip Sabtu (9/7/2022). "Kami merayakannya di Bumi dan di luar angkasa."

Unggahan itu muncul setelah perebutan kota Lysychansk pada 3 Juli lalu. Wilayah itu adalah kota besar terakhir yang dipegang oleh Ukraina di Luhansk.

Terkait unggahan tersebut, NASA melalui Sekretaris Persnya, Jackie McGuinness melalui email, mengeluarkan pernyataan kerasnya pada Rusia.

"NASA dengan keras menegur Rusia menggunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk tujuan politik untuk mendukung perangnya melawan Ukraina," kata NASA dalam pernyataannya.

Menurut NASA, ini "pada dasarnya tidak konsisten dengan fungsi utama stasiun tersebut di antara 15 negara peserta internasional, untuk memajukan ilmu pengetahuan dan mengembangkan teknologi untuk tujuan damai."

Ini menjadi teguran yang tidak biasa dari NASA terhadap Rusia, yang merupakan mitra utama badan luar angkasa itu di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

 

4 dari 4 halaman

Rusia Bantah Warna Seragam Kosmonaut Dukung Ukraina

Di tengah ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Rusia terkait invasi Ukraina, NASA dan Roscosmos masih mempertahankan kerja sama mereka untuk tetap menjalankan operasi berkelanjutan di Stasiun Luar Angkasa.

Hubungan ini masih bertahan, bahkan saat Roscosmos sempat mengancam akan menarik diri dari kemitraan di Stasiun tersebut, hingga berseloroh soal kemungkinan terdamparnya astronaut Amerika di luar angkasa.

Sebelumnya, ketiga astronaut tersebut juga sempat membuat heboh karena menggunakan seragam berwarna kuning, yang dituding sebagai bentuk dukungannya kepada Ukraina.

Melalui Telegram, Roscosmos juga menyebutkan pemberitaan tersebut adalah "lelucon buatan blogger dan media luar negeri."

"Terkadang kuning hanyalah kuning," tulis Roscosmos dalam pernyataannya seperti mengutip The Verge. "Desain seragam telah disepakati jauh sebelum kejadian saat ini," tambah agensi tersebut.

Lebih lanjut, Roscosmos menyebutkan, kuning dan biru juga menjadi warna di emblem Bauman Moscow State Technical University, almamater dari ketiga kosmonot tersebut.

Selain itu, Roscosmos juga membagikan gambar Artemyev mengenakan setelah kuning selama penerbangan pertamanya di tahun 2014, jauh sebelum perang di tahun 2022.

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.