Sukses

26 Maret 2017: Protes Anti-korupsi di Rusia Picu 700 Orang Ditahan, Termasuk Oposisi Alexei Navalny

Salah satu pengunjuk rasa yang ditahan merupakan Alexei Navalny, seorang kritikus serta aktivis anti-korupsi.

Liputan6.com, Moskow - Ratusan pengunjuk rasa, termasuk tokoh oposisi terkemuka, ditangkap karena berpartisipasi dalam protes anti-korupsi di Moskow, pada hari Minggu, 26 Maret 2017. Sebuah aksi tidak sah, menurut media pemerintah dan kelompok hak asasi manusia.

Tepat 7 tahun lalu, para pengunjuk rasa tersebut menghadiri protes anti-korupsi berskala besar itu di Moskow.

Seperti dikutip dari CNN, Selasa (26/3/2024) melansir outlet berita yang dikelola pemerintah, Tass, penyelenggara aksi mengatakan protes serupa direncanakan di 100 kota di seluruh Rusia, dengan sekitar 8.000 jumlah pengunjuk rasa yang menghadiri protes hanya di Moskow.

OVD-Info, suatu kelompok hak asasi manusia di Rusia menginformasikan melalui Twitter bahwa lebih dari 700 orang telah ditahan di Moskow, sementara kantor berita negara Ria Novosti mengatakan ada sekitar 500 orang yang ditahan.

Kritikus Kremlin dan aktivis anti-korupsi, Alexei Navalny, merupakan salah satu dari ratusan pengunjuk rasa yang ditahan.

“Hari ini kita sedang mendiskusikan serta mengutuk korupsi. Bukan menahan. Yah, tapi malah saya ditahan. Mau bagaimana, ada hal dalam hidup yang layak ditahan,” ujar Navalny melalui akun Twitter miliknya. 

Protes-protes ini timbul di tengah perhatian terhadap keselamatan orang-orang yang mengkritik Vladimir Putin. Pada hari Kamis sebelum protes dilakukan, mantan anggota parlemen Rusia dan kritikus vokal pemerintah Rusia, Denis Voronenkov, tewas ditembak diluar sebuah hotel mewah di ibu kota Ukraina, Kyiv.

Sementara Navalny tidak memberikan komentar apapun tentang pembunuhan itu. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

AS Ikut Turun Tangan

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengecam penahanan para pengunjuk rasa tersebut.

“Amerika Serikat sangat mengecam penahanan ratusan pengunjuk rasa damai di seluruh Rusia pada hari Minggu,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, dalam sebuah pernyataan.

Toner mengatakan bahwa AS terganggu dengan penangkapan pengunjuk rasa tersebut, "Kami terganggu mendengar penangkapan tokoh oposisi Alexei Navalny setibanya di lokasi protes, serta serbuan polisi terhadap organisasi anti-korupsi yang dipimpinnya."

"Menahan pengunjuk rasa, pengamat hak asasi manusia, dan jurnalis adalah penghinaan terhadap nilai-nilai demokratis inti," tambah Toner.

Protes tersebut menarik kehadiran polisi yang banyak tetapi relatif damai. Petugas anti huru-hara mendampingi kerumunan sementara petugas berpakaian preman bergerak di antara para pengunjuk rasa. Polisi  pun dilaporkan memberitahu mereka di jalan bahwa protes tersebut tidak diizinkan dan meminta para pengunjuk rasa untuk pergi.

"Timur Jauh Rusia dimulai dengan baik," Navalny memuji kehadiran para pengunjuk rasa dalam akun Twitternya, dengan sisipan foto para pengunjuk rasa yang berkumpul di Kota Vladivostok, yang terletak di pantai timur Rusia.

3 dari 4 halaman

Perdana Menteri yang Diduga Korupsi

Protes-protes yang berlangsung merupakan bagian dari kampanye yang disebut He is not your Dimon (Dia bukan Dimon-mu), yang menggunakan singkatan dari nama Dmitry merujuk pada Perdana Menteri Dmitry Medvedev.

Navalny telah menuduh Medvedev mengumpulkan kekayaan properti global melalui berbagai bentuk korupsi.

Berdasarkan laporan yang diterbitkan pada 2 Maret 2017, Navalny mengatakan bahwa Medvedev memiliki suatu portofolio aset yang termasuk “tanah yang luas di daerah paling dicari, kapal pesiar, apartemen di mansion lama, kompleks pertanian, dan perkebunan anggur di Rusia dan luar negeri.” 

Laporan Navalny juga mengklaim bahwa semua ini dibeli melalui "suap dari oligarki dan pinjaman bank negara."

Natalya Timakova, juru bicara Medvedev, berkata, “Tidak ada gunanya berkomentar tentang ledakan propaganda dari seorang tokoh oposisi yang sudah divonis, yang sudah mengumumkan bahwa dia sedang menjalankan kampanye pemilihan dan berjuang melawan otoritas.”

Sementara juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut laporan itu sebagai "bukan usaha kreatif pertama dari warga terkenal yang sudah divonis."

4 dari 4 halaman

Ketidaksetujuan Terhadap Pemerintah

Para pengunjuk rasa di Moskow bergerak melalui Jalan Tverskaya, salah satu jalan utama di kota yang dimulai dari dinding Kremlin.

Mereka menyampaikan ketidaksetujuan mereka terhadap pemerintah, "Saya tidak bisa mendukung pemerintah kita, sungguh," ucap salah satu pengunjuk rasa. "Mereka mencuri uang kita dengan menggunakan kekuasaan mereka."

Departemen Kepolisian Moskow telah mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis sebelum protes dilakukan, menyerukan kepada orang-orang untuk tidak menghadiri protes tersebut dengan menyebutnya sebagai aksi ilegal dan memberi peringatan tentang risiko tinggi terhadap "tindakan provokatif yang dirancang untuk mengganggu ketertiban umum."

Polisi juga menyampaikan kepada penyelenggara acara bahwa lokasi alternatif telah ditawarkan kepada mereka tetapi ditolak. 

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah Kremlin menyatakan pada hari Jumat bahwa protes tersebut adalah ilegal dan merupakan tindakan provokasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.