Sukses

Karyawan Twitter Diminta Tak Unggah Cuitan Soal Batalnya Pembelian oleh Elon Musk

Beberapa karyawan Twitter dikabarkan sempat berkomentar soal batalnya pembelian perusahaan oleh Elon Musk

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk lagi-lagi bikin heboh setelah diberitakan batal membeli raksasa media sosial Twiter, yang awalnya akan diakuisisi dengan nilai USD 44 miliar.

Kejadian ini pun ikut berdampak pada para pekerja Twitter, yang dilaporkan oleh The Verge, dilarang untuk mengunggah cuitan atau komentar, terkait perjanjian merger tersebut.

Mengutip The Verge, Minggu (10/7/2022), permintaan ini disampaikan oleh Sean Edgett, penasihat umum Twitter, ke karyawan pada Jumat pekan ini.  Dalam catatan itu, perusahaan menyatakan bahwa merger ini adalah masalah hukum yang sedang berlangsung.

Tercatat juga, Dewan Direksi sudah berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Elon Musk, dan berencana mengambil tindakan hukum untuk menegakkan kesepakatan merger.

"Mengingat bahwa ini adalah masalah hukum yang sedang berlangsung, Anda harus menahan diri dari Tweeting, Slacking, atau berbagi komentar apa pun tentang perjanjian merger," tulis memo tersebut.

"Kami akan terus berbagi informasi jika kami mampu, tetapi ketahuilah bahwa kita akan sangat terbatas pada apa yang dapat kita bagikan untuk sementara waktu," tambah memo itu.

Diketahui, setelah kabar pembatalan akuisisi Twitter oleh Elon Musk pada hari Jumat waktu setempat, beberapa karyawan dengan cepat membuat cuitan terkait situasi tersebut.

Satu cuitan mengatakan mereka telah "secara sepihak membatalkan hipotek saya" dan senang tidak perlu membayarnya lagi. Ini mengacu pada fakta ketidak jelasan apakah Musk secara hukum bisa mengatakan tidak dan pergi.

Cuitan lain merujuk pada batalnya perjalanan karyawan Twitter ke Disney, yang disebut sebagai pemotongan biaya setelah kesepakatan Musk diumumkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Elon Musk Tak Jadi Akuisisi Twitter

Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan dirinya batal membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 659 triliun. CEO Tesla itu menyebutkan, Twitter telah membuat pernyataan yang menyesatkan atas jumlah bot spam di platform jejaring sosial tersebut.

"Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan," tulis pengacara Musk, Mike Ringler, sebagaimana dikutip dari NPR, Sabtu (9/7/2022).

Dia menambahkan, "Twitter juga terkadang mengklaim telah mematuhi permintaan Musk, sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan oleh Elon Musk dan timnya."

Sejumlah pahak hukum mengatakan, hal ini tidak menjadi alasan yang cukup untuk membatalkan kesepakatan senilai USD 44 miliar dimana Musk akan dikenai denda yang besar.

Menanggapi surat resmi Elon Musk, ketua dewan Twitter mengatakan pihaknya berencana untuk menuntut bos Tesla dan SpaceX tersebut.

"Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Mr. Musk," kata Bret Taylor dalam tweet.

Dia menjelaskan, "Kami berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger, dan yakin akan menang di Pengadilan Kanser Delaware."

Kabar Elon Musk batal beli Twitter ini sendiri merupakan puncak dari spekulasi berbulan-bulan, dimana bos Tesla itu bersikap acuh atas rencana tersebut.

Awal pekan ini, pembelian Twitter oleh Musk juga dilaporkan berada dalam "bahaya serius" karena negosiasi berlarut-larut. Sekarang, akuisisi telah dibatalkan seluruhnya.

 

3 dari 4 halaman

Alasan Elon Musk Belum Selesaikan Pembelian Twitter

Sebelum pengumuman pembatalan, Elon Musk juga sempat mengungkapkan alasan dirinya belum secara resmi menyelesaikan proses akusisi Twitter sejak bulan April lalu.

Dalam salah satu sesi acara Bloomberg baru-baru ini, Elon mengakui ada beberapa isu atau masalah yang harus Twitter selesaikan sebelum dibeli. Adapun masalah tersebut antara lain:

1. Akun Palsu atau Bot

Elon beberapa kali secara gamblang mengungkap kekhwatirannya tentang jumlah akun palsu dan bot di Twitter. Diketahui, manipulasi platform media sosial dengan akun palsu dan bot bukanlah hal baru.

Meski begitu, Elon ingin Twitter memberikan informasi lebih detail tentang berapa banyak penggunannya yang asli.

Sebelumnya, Twitter mengklaim jumlah akun palsu dan bot yang ada di platform angkanya kurang dari 5 persen dari jumlah pengguna aktif hariannya.

Dari pengalaman dirinya sebagai pengguna Twitter, Elon Musk meragukan angka yang diklaim oleh Twitter. "Kami masih menunggu resolusi tentang masalah itu, dan itu masalah yang sangat signifikan di Twitter," dikutip dari CNBC, Rabu (22/6/2022). 

4 dari 4 halaman

Pembiayaan dan Pemegang Saham

2. Kendala Pembiayaan

Alasan lainnya adalah tentang porsi utang yang diperlukan Elon Musk untuk membeli Twitter.

Pada Mei 2022, Elon berkomitmen untuk membayar USD 33,5 miliar secara tunai. Dia juga telah menerima komitmen pembiayaan ekuitas dari co-founder Oracle, Larry Ellison, dan perusahaan kripto Binance.

Diketahui, keduanya bersedia menggelotorkan uang sebesar USD 7,1 miliar. Elon menyebutkan, sisa dana akan datang dalam bentuk pinjaman bank.

Meskipun menjadi orang terkaya di dunia, sebagian besar kekayaan Elon Musk terikat pada saham Tesla. Dia telah menjual dan menjanjikan miliaran saham Tesla sebagai jaminan untuk pinjaman.

3. Persetujuan Para Pemegang Saham

Kendala terakhir bagi Musk untuk menyelesaikan proses akuisisi adalah persetujuan dari pemegang saham Twitter. Investor diharapkan untuk memberikan suara pada kesepakatan pada akhir Juli atau awal Agustus.

"Akankah bagian utang terpenuhi? Dan kemudian apakah pemegang saham akan memberikan suara mendukung?” kata Musk, Selasa.

Apakah Musk akan mendapatkan dukungan yang cukup untuk pembelian masih belum jelas. Bulan lalu, beberapa pemegang saham Twitter menggugat Musk dan perusahaan itu sendiri atas penanganan proses yang kacau.

(Dio/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.