Sukses

Startup Jepang Garap Teknologi untuk Ciptakan Rasa Sakit di Metaverse

Startup Jepang tengah mengembangkan teknologi agar orang bisa mengalami rasa sakit di dunia virtual atau metaverse

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan dan peneliti teknologi tengah berusaha untuk menciptakan metaverse yang bisa sedekat mungkin dengan dunia nyata, salah satunya adalah sebuah startup di Jepang.

Startup Jepang, H2L Technologies, yang juga mendapatkan dukungan dari Sony, sedang berusaha menciptakan pengalaman rasa sakit di dunia virtual.

Dilansir New York Post, dikutip Selasa (29/3/2022), perusahaan rintisan ini sedang mengerjakan wristband atau gelang metaverse, untuk digunakan bersama headset virtual reality (VR).

Gelang ini bertujuan agar pengguna tidak hanya dapat bergerak di realitas virtual, tetapi juga bisa merasakan sensasi seperti rasa sakit atau berat dari sebuah benda.

Teknologi ini bekerja dengan merangsang otot lengan pemakainya secara elektrik. Pengguna disebut dapat merasakan sensasi seperti kulit mereka dicubit atau berat di tangan mereka.

"Merasa sakit memungkinkan kita untuk mengubah dunia metaverse menjadi (dunia) nyata, dengan peningkatan rasa kehadiran dan penyerapan," kata CEO H2L Technologies, Emi Tamaki.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mereplikasi Perasaan

Kepada Financial Times, Tamaki mengungkapkan bahwa idenya untuk teknologi ini muncul saat dia mengalami pengalaman menjelang kematian di masa remajanya.

Saat dia mengalami penyakit jantung, dia memikirkan konsep untuk menghubungkan pengalaman fisiknya dengan komputer. Tamaki sendiri adalah peneliti teknologi haptik, yang berarti dirinya meneliti teknologi yang melibatkan indra peraba.

Tamaki pun mengatakan, dirinya berharap agar pada tahun 2029, dia bisa "melepaskan manusia dari segala dalam hal-hal yang terkait ruang, tubuh, dan waktu."

Di samping itu, Tamaki pun berpikir bagaimana orang-orang ingin dapat mereplikasi perasaan bermain lempar bola dengan orang yang dicintai, rasa sakit, dan semuanya.

"Orang-orang seperti saya, yang tidak bisa sering-sering keluar karena tidak memiliki cukup otot karena penyakit jantung, dapat bepergian ke mana saja, kapan saja," kata Tamaki.

Bukan hanya H2L Technologies yang sedang mengerjakan teknologi untuk menghadirkan perasaan dan sensasi pada tubuh dalam metaverse.

3 dari 4 halaman

Perangkat Ciptaan Meta

Sebelumnya, Mark Zuckerberg memamerkan sarung tangan haptic di akun Instagram pribadinya @zuck. Ia mengatakan perangkat wearable ini nantinya bisa merasakan tekstur dan tekanan saat kita menyentuh benda virtual.

Dalam unggapan tersebut Zuckerberg terlihat sedang berada di sebuah lab dan menguji sarung tangan itu dengan menggunakan virtual reality headset (VR headset).

"Tim Reality Labs Meta sedang mengerjakan sarung tangan haptic untuk menciptakan rasa sentuhan yang realistis di dunia metaverse," tulis Mark Zuckerberg di Instagram, dikutip Rabu (17/11/2021).

"Suatu hari kamu akan dapat merasakan tekstur dan tekanan saat menyentuh benda virtual," ujarnya. Dilansir The Verge, sarung tangan itu dilapisi dengan sekitar 15 bantalan plastik bergerigi yang dikenal sebagai aktuator.

Bantalan diatur agar pas di sepanjang telapak tangan pemakainya, bagian bawah jari, dan ujung jari mereka. Sarung tangan haptic ini juga disebut berfungsi sebagai pengontrol VR.

Sementara bagian belakangnya terdapat penanda putih kecil yang memungkinkan kamera melacak bagaimana jari-jari bergerak melalui ruang. Juga ada sensor internal yang menangkap bagaimana jari pemakainya menekuk.

(Dio/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Dampak Bermain Game Berlebihan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.