Sukses

TikTok Hapus Lebih dari 81 Juta Video pada Kuartal 2 2021, Alasannya?

TikTok juga mengungkapkan lima negara dengan jumlah terbesar dari video yang dihapus. Salah satunya adalah Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - TikTok mengungkapkan, pada kuartal kedua (Q2) 2021 atau antara 1 April hingga 30 Juni, lebih dari 81 juta video telah dihapus karena melanggar pedoman komunitas atau persyaratan layanan.

Hal itu diungkapkan TikTok dalam transparency update terbarunya. Secara rinci, perusahaan asal Tiongkok ini sudah menghapus 81.518.334 video.

Dalam penjelasan di laman resminya, dikutip Sabtu (16/10/2021), TikTok menyebutkan angka itu kurang dari satu persen dari seluruh video yang diunggah ke platformnya.

Dari konten-konten TikTok yang dihapus itu, mereka mengatakan telah mengidentifikasi dan menghapus 93,0 persen dalam 24 jam setelah diunggah.

Sebanyak 94,1 persen dari konten tersebut juga dilaporkan telah dihapus sebelum dilaporkan pengguna, dan 87,5 persen video yang dihapus belum ada yang melihat.

Lebih lanjut, TikTok mengatakan pihaknya terus meluncurkan teknologi yang secara otomatis mendeteksi dan menghapus beberapa kategori konten yang melanggar.

"Hasilnya, 16.957.950 dari total penghapusan ditangani melalui teknologi ini," kata mereka.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

5 Negara dengan Jumlah Penghapusan Terbesar, Indonesia Kelima

Adapun, lima negara dengan jumlah penghapusan video terbesar adalah Amerika Serikat (11.431.198 konten), Pakistan (9.851.404 konten), Brasil (7.488.608 konten), Rusia (4.759.623 konten), dan Indonesia (4.743.066 konten).

TikTok juga membuka kesempatan kreator untuk mengajukan banding atas penghapusan video mereka dan akan memulihkan konten yang dihapus karena kesalahan.

"Dari April hingga Juni, 4.663.387 video dipulihkan setelah diajukan banding," tulis TikTok.

Juli lalu, TikTok meluncurkan teknologi yang otomatis menghapus konten yang melanggar kebijakan soal keselamatan anak, ketelanjangan dewasa dan aktivitas seksual, konten kekerasan dan vulgar, serta aktivitas ilegal.

Selain itu, mengutip Tech Crunch, TikTok juga memiliki moderator konten manusia di tim keamanannya. Tugasnya adalah meninjau konten yang dilaporkan.

Ketika teknologi otomatis diumumkan, TikTok mengatakan tingkat positif palsu untuk penghapusan atau menghapus konten yang sebenarnya tidak melanggar aturan adalah 5 persen.

 

3 dari 4 halaman

Hapus Disinformasi Soal Covid-19

Di periode yang sama, TikTok juga menyebutkan sudah menghapus 27.518 video karena dinilai menyebarkan disinformasi terkait Covid-19.

Dari total video tersebut, 83 persen dihapus sebelum dilaporkan, 87,6 persen dihapus dalam waktu 24 jam usai diunggah, dan 69,7 persen belum ada yang menonton.

"TikTok bekerja dengan pakar kesehatan masyarakat untuk membantu komunitas kami tetap aman dan terinformasi tentang Covid-19 dan vaksin," kata mereka.

Di kuartal kedua 2021, pusat informasi Covid-19 mereka dilihat lebih dari 921 juta kali secara global, dengan banner yang mengarahkan orang ke hub tersebut ditambahkan ke 1.856.773 video dan dilihat 11.169.599.491 kali.

"Iklan layanan masyarakat (ILM) kami tentang Covid-19 yang relevan dan tagar vaksin yang mengarahkan pengguna ke WHO dan sumber daya kesehatan masyarakat setempat dilihat 18.595.034.749 kali," mereka menambahkan.

4 dari 4 halaman

Infografis 11 Aplikasi Terintegrasi PeduliLindungi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.