Sukses

AGI: Banyak Uang Gamer Lari ke Produk Luar, Industri Game Lokal Perlu Dukungan Pemerintah

Asosiasi Game Indonesia mengatakan bahwa lebih banyak uang yang dikeluarkan pemain Indonesia untuk game buatan luar negeri

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Game Indonesia (AGI) mengungkapkan sebagian besar uang yang dikeluarkan pemain gim (gamer) di Indonesia masih ditujukan untuk game buatan luar negeri.

"Orang Indonesia mengeluarkan uang untuk main game per tahun sangat besar," kata Cipto Adiguno, Presiden AGI dalam konferensi pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif awal pekan ini.

Namun menurut Cipto, sebagian besar uang yang dikeluarkan pemain di Tanah Air untuk bermain gim masih lebih banyak untuk game luar negeri.

"Kita sendiri hanya mendapatkan sebagian kecil dari itu. Kurang dari lima persen," ujarnya, ditulis Rabu (18/8/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minimnya Limitasi

Cipto menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir, industri game di Indonesia sebetulnya memperlihatkan peningkatan yang cukup drastis.

"Dari tahun 2018 ke 2019 misalnya, kita revenue-nya naik 50 persen dalam setahun. Tapi sebagian besar peningkatan tersebut datang dari ekspor," katanya.

Menurut Cipto, mengingat industri gim adalah sebuah industri yang terbuka, hal ini memungkinkan semua pihak bisa menjual produk digital mereka ke seluruh dunia dengan cara yang mudah.

"Tidak ada limitasi geografis, limitasi logistik, itu semua tidak ada dalam semua produk game," kata Cipto.

3 dari 4 halaman

Dominasi Produk Gim Luar

Dari sisi material, produk game juga berbeda dengan produk yang memiliki bentuk fisik lainnya, di mana semua produk digital benar-benar berasal dari sumber daya manusianya.

"Jadi dalam industri seperti ini, industri Indonesia sebetulnya kualitasnya masih relatif di bawah negara-negara lain yang industri game-nya mulai dari tahun 70-an," ucap Cipto

Mengingat industri gim Indonesia baru sekitar 15 tahunan, SDM juga masih di bawah negara-negara besar. Produk gim lokal pun dinilai masih sulit di pasar lokal mengingat adanya dominasi produk luar.

"Jadi urgensinya adalah dalam industri yang seperti ini, tipenya adalah 'the bigger you are, the bigger you get,'" kata Cipto.

Menurut Cipto, pemerintah pun punya peran untuk mendukung industri game lokal demi mencetak produk-produk yang besar. Apalagi di Indonesia, masyarakat juga menggunakan gim sebagai sarana untuk tetap terhubung dengan orang lain.

"Sehingga bukan hanya kita bisa menang dari ekspor, tetapi juga suatu hari kita bisa menang di market sendiri," katanya.

(Dio/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Bisnis Game di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.