Sukses

Elon Musk Ungkap Rencana SpaceX untuk Bawa Manusia ke Mars Sebelum 2030

Baru-baru ini, Elon Musk kembali mengungkapkan rencananya untuk membawa manusia ke Mars melalui penerbangan SpaceX.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Elon Musk kembali mengungkap rencananya untuk melakukan perjalanan SpaceX ke Mars. Rencana itu diungkapkannya melalui kicauan di Twitter.

Dilansir Reuters, Rabu (24/3/2021), Elon Musk menuturkan dia berencana untuk mendaratkan roket Starship di Mars sebelum 2030. Dia mengatakannya saat menjawab pertanyaan salah seorang warganet.

"SpaceX akan mendaratkan Starships di Mars sebelum 2030. Hal yang sangat sulit adalah membuat Mars Base Alpha yang mandiri," tulisnya lewat akun @elonmusk.

Sebagai informasi, SpaceX sendiri diketahui telah mengumpulkan sekitar USD 850 juta pada pendanaan ekuitas proyek ini. Dana itu diperoleh meski purwarupa roket Starship meledak saat uji coba. 

SpaceX sendiri tengah mengembangkan purwarupa roket SN9 sebagai roket kelas berat untuk membawa manusia dan 100 ton kargo. Rencananya, roket ini akan digunakan dalam misi ke Bulan dan Mars di masa depan. 

Elon Musk sendiri memang dikenal cukup ambisius untuk bisa membawa manusia ke Mars. Pada 2016, dia sempat mengatakan bakal membawa manusia ke Mars pada 2025. 

Saat itu, dia mengatakan rencana NASA untuk membawa manusia ke Mars pada 2036 terlalu lama. Dia juga mengatakan pergi ke Mars merupakan hal yang sangat krusial untuk manusia saat ini. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

NASA Ungkap Suara Angin di Mars, Seperti Apa Bunyinya?

Sebelumnya, Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA merilis dua rekaman audio dari permukaan Mars, belum lama ini.

Dalam klip audio pertama, direkam menggunakan dua mikrofon rover Perseverance Mars, di mana terdengar suara angin. Dalam postingan mereka di SoundCloud, NASA menggambarkan suara itu seperti 'mendengarkan suara cangkang kerang laut atau tangan menangkup di telinga'.

Mengutip New Yorks Post, Selasa (16/3/2021), NASA memperoleh audio dari instrumen tersebut pada 19 Februari 2021, sekitar 18 jam setelah mendarat di Kawah Jezero, Mars.

"Tiang penjelajah, yang memegang mikrofon, masih disimpan di dek Perseverance sehingga suaranya teredam," ujar mereka.

Di klip kedua, pendengar bisa mendengarkan dampak laser pada target bebatuan dalam audio yang diambil pada 2 Maret 2021.

"Suara dari 30 benturan terdengar, beberapa di antaranya sedikit lebih keras dari yang lain. Variasi intensitas suara sengatan listrik akan memberikan informasi tentang struktur fisik target, seperti adanya lapisan pelapukan," tulis NASA dalam keterangannya.

3 dari 3 halaman

Rekaman Diambil Menggunakan SuperCam

Kedua rekaman tersebut diambil menggunakan SuperCam penjelajah, yang merupakan alat penguapan batu yang dipasang di "kepala" tiang penjelajah yang akan membantu para ilmuwan berburu fosil di planet merah.

Dalam klip suara angin, tiang tempat mikrofon berada masih tersimpan, meredam suara, yang mana tengah dibahas oleh peneliti Institut Supérieur de l'Aéronautique et de l'Espace (ISAE-SUPERAO) dan ilmuwan planet Naomi Murdoch dalam sebuah konferensi dengan Center National D'Etudes Spatiales (CNES) dan NASA.

"Pertama-tama, di permukaan Mars, kami mengalami tekanan atmosfer yang sangat rendah. Ini sebenarnya 150 kali lebih rendah daripada di Bumi. Selain itu, atmosfer terdiri dari karbondioksida," jelas Murdoch.

Kedua faktor ini, katanya, menunjukkan bahwa suara tidak 'merambat' dengan cara yang sama di permukaan Mars seperti di Bumi.

"Karena alasan itu, mikrofon SuperCam sangat sensitif. Dan ini memungkinkan kami merekam suara meskipun atmosfer Mars sangat lemah," katanya.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini