Sukses

Uni Emirat Arab Bakal Luncurkan Proyek Hope ke Mars Minggu Ini

Uni Emirat Arab bakal meluncurkan sebuah probe bernama Hope ke Mars pada minggu ini. Probe ini bertugas untuk meneliti dan mempelajari cuaca dan iklim di planet merah.

Liputan6.com, Jakarta - Uni Emirat Arab bakal meluncurkan sebuah proyek ke Mars minggu ini. Dalam misinya, proyek ini akan mempelajari cuaca dan iklim.

Probe alias kendaraan robot yang bertugas untuk mempelajari cuaca dan iklim bernama Hope. Oleh karena itu, proyek ini dinamai Project Hope.

Probe yang dibuat oleh UEA ini memiliki bobot 1,3 ton dan bakal diluncurkan menggunakan roket H-2A dari pelabuhan antariksa Tanegashima, Jepang.

Rencananya, Hope dijadwalkan meluncur pada hari Jumat pukul 05.43 waktu setempat. (waktu Jepang sekitar 2 jam lebih cepat dibanding WIB).

Mengutip laporan BBC News, Rabu (15/7/2020), Hope diperkirakan tiba di tempat tujuan pada Februari 2021, sebab Hope menempuh perjalanan sejauh 500 juta Km. Tanggal tersebut juga tepat 50 tahun peringatan pembentukan UEA.

Hope merupakan satu dari tiga misi yang diluncurkan ke Mars bulan ini. Selain UEA, Amerika Serikat dan Tiongkok juga berencana meluncurkan kendaraan rover ke Mars. Kini, keduanya masih dalam tahap persiapan peluncuran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Alasan Pilih Mars

UEA memiliki pengalaman yang terbatas dalam hal merancang dan membuat wahana angkasa. Sebelumnya, yang sudah sukses dalam meluncurkan misi ke luar angkasa ada Amerika Serikat, Rusia, Eropa, dan India.

Namun, demi ambisinya, bangsa Arab disebut-sebut harus berani mengambil tantangan ini.

Sekadar informasi, dalam pengembangannya, para engineer UEA dipandu oleh para ahli asal Amerika. Bahkan, proses pembuatan Hope sendiri dilakukan hanya dalam waktu 6 tahun.

Ketika satelit ini tiba di Mars, diharapkan Hope bisa memberikan ilmu pengetahuan baru, yakni mengungkap cara kerja atmosfer planet ini.

Para ilmuwan berpikiran, hal ini bisa menambah pemahaman manusia mengenai bagaimana Mars kehilangan banyak udara namun memiliki banyak air.

Misi Hope dianggap akan menginspirasi lebih banyak anak muda di UEA dan seluruh wilayah arab agar lebih tertarik mengembangkan keilmuan.

Satelit ini merupakan satu dari sejumlah proyek yang mengisyaratkan rencana pemerintah UEA memindahkan negara dari ketergantungan pada minyak dan gas.

Direktur proyek Hope, Omran Sharif, menyebut, misi ke Mars selalu memiliki risiko tinggi dan berpotensi untuk gagal. Namun, ia menyebut, negaranya memang harus mencoba.

"Ini adalah misi penelitian dan pengembangan, dan ya, kegagalan adalah salah satu opsi," katanya kepada BBC News.

Ia menyebut, kegagalan untuk maju sebagai suatu bangsa bukanlah pilihan. "Yang penting di sini adalah kapasitas dan kemampuan UEA dari misi ini, yakni pengetahuan," katanya.

3 dari 4 halaman

Mau Ngapain di Mars?

Hope tak akan melakukan misi yang sebelumnya sudah pernah dicoba oleh negara lain. UEA dalam hal ini secara khusus meminta saran dari NASA dan bertanya, penelitian apa yang bisa ditambahkan oleh UEA dalam pengetahuan terkini.

NASA pun merekomendasikan tujuan Hope, yakni mempelajari bagaimana energi bergerak melalui atmosfer dari atas ke bawah, setiap saat, sepanjang hari, hinga tahun.

Hope akan melakukan pelacakan terhadap debu yang ada di Mars yang sangat mempengaruhi suhu atmosfer.

Hope juga akan meneliti perilaku atom netral hidrogen dan oksigen di atas atmosfer. Pasalnya, ada kecurigaan atom-atom ini memainkan peran penting dalam erosi atmosfer Mars oleh partikel yang mengalir dari Matahari.

Hal ini dianggap berperan terhadap alasan Mars keholangan sebagian besar air.

Dalam observasinya, Hope akan memasuki wilayah orbit ekuatorial Mars dan menjelajah Mars dengan jarak 22-44 ribu Km.

4 dari 4 halaman

Pimpinan Sains di Hope adalah Seorang Perempuan

Asal tahu saja, pimpinan sains di Hope merupakan seorang perempuan bernama Sarah Al Amiri. Selain ilmuwan, ia juga seorang menteri negara UEA.

Al Amiri juga merupakan wajah dari misi Hope ini.

Al Amiri pertama kali terlibat dengan Pusat Angkasa UEA, Mohammed Bin Rashid (MBRSC) --tempat pengembangan Hope-- sebagai software engineer dan kini ia ingin meyebarkan ketertarikannya pada bidang luar angkasa dalam skala yang lebih luas.

Perlu dicatat, 34 persen orang yang bekerja di proyek Hope adalah perempuan.

"Namun yang lebih penting kami memiliki paritas gender dalam tim ini. Semua peran wakil manajer proyek melapor ke Omran," kata Al Amiri.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini