Sukses

FBI Kembali Desak Apple untuk Buka iPhone Milik Teroris

Pada 2020 ini, FBI kembali meminta Apple untuk membuka kunci sejumlah iPhone. Perangkat iPhone yang ingin dibuka oleh FBI merupakan milik Mohammed Saeed Alshamrani.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun lalu, FBI meminta kepada Apple untuk membuka kunci iPhone milik seorang tersangka kasus terorisme di San Bernardino, California. Kini hal tersebut terulang kembali.

Mengutip laman Phone Arena, Jumat (10/1/2020), kini di 2020, FBI kembali meminta Apple untuk membuka kunci sejumlah iPhone.

Menurut laporan media NBC, perangkat iPhone yang ingin dibuka oleh FBI merupakan milik Mohammed Saeed Alshamrani.

Pria ini dianggap bertanggung jawab atas kematian tiga pria di Stasiun Udara Angkatan Laut di Pensacola, Florida, bulan lalu.

Sebelumnya di awal minggu, General Counsel FBI Dana Boente mengirimkan sebuah surat ke pihak Apple.

"Investigator secara aktif terlibat dalam upaya 'menebak' kode sandi yang relavan (untuk iPhone), namun sejauh ini tidak berhasil," kata Boente dalam surat tersebut.

Boente mengatakan, FBI telah meminta bantuan dari agen-agen federal lainnya, para ahli, dan negara-negara asing, termasuk juga "komunitas vendor pihak ketiga."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apple Selalu Selangkah di Depan

Pihak ketiga yang dimaksud kemungkinan besar adalah Cellebrite, sebuah perusahaan teknologi digital yang menawarkan solusi forensik mobile, salah satu keahliannya.

Namun, dalam keamanan dan perlindungan enkripsi, kenyataannya Apple selalu berada satu langkah di depan Cellebrite dan perusahaan sejenisnya.

Kesulitan FBI untuk membuka iPhone milik Alshamrani tampak sangat kontradiktif dengan klaim yang dibuat oleh Cellebrite. Di mana, perusahaan menyebut, pihaknya bisa mengekstraksi sistem penuh milik perangkat iOS, Android, dan enkripsi berbagai perangkat.

3 dari 3 halaman

Akali Unlock Attempts

Bahkan, Cellebrite juga membuat sejumlah alat yang dihubungkan dengan port Lightning di iPhone untuk meningkatkan jumlah batasan buka kunci layar pada iPhone (unlock attempts).

Ketika batasan jumlah kunci layar telah dibobol, alat tersebut menggunakan brute force (menjajal berbagai kombinasi yang mungkin) untuk membuka kunci iPhone.

Apple telah memikirkan upaya pembobolan dengan metode brute force dengan menambahkan Restricted Mode di iOS 12.

Fitur ini mencegah port Lightning berkomunikasi dengan perangkat lain, jika kunci iPhone belum dibuka.

Namun, Cellebrite dan perusahaan sejenis yang menjual solusi peretasan ke penegak hukum bersikeras bahwa solusinya bisa membuka perangkat iOS apapun, dari iOS 7 hingga iOS 12.3.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini