Sukses

Spotify Terapkan Iklan Tertarget Berdasarkan Podcast

Spotify memungkinkan pengiklan menyasar iklan tertarget berdasarkan podcast yang didengar.

Liputan6.com, Jakarta - Spotify baru saja mengumumkan telah memperbarui aturan iklan tertarget yang hadir untuk pengguna non-premium. Kini, Spotify memungkikan pengiklan menyasar pendengar podcast di aplikasinya.

Aturan anyar ini berbeda dari yang diterapkan Spotify sebelumnya. Dalam aturan sebelumnya, pengiklan menyasar pengguna Spotify gratis berdasarkan lagu yang didengarnya, baik genre atau playlist.

Namun kali ini, pengguna non-premium akan mendengarkan iklan menurut podcast yang dikonsumsinya. Melalui cara ini, pengiklan disebut dapat menargetkan pelanggan lebih spesifik.

Dikutip dari The Verge, Kamis (20/6/2019), cara ini sekaligus menjadi upaya Spotify mulai memperkuat kehadiran iklan di layanan podcast, selain di layanan musik dan video.

"Kami bercita-cita mengembangkan solusi iklan yang yang lebih kuat untuk podcast, sekaligus melapisi iklan tertarget yang berjalan bersama konten lain, seperti musik dan video," tutur juru bicara Spotify.

Sebagai awal, Spotify bekerja sama dengan Samsung dan 3M untuk menguji coba iklan tertarget berdasarkan podcast ini. Sekarang, penerapan aturan ini sudah dilakukan di 10 negara, seperti Amerika Serikat, Kanda, dan Australia.

Meski hadir berdasarkan kebiasaaan pengguna mendengar podcast, iklan tersebut tidak hadir saat siaran tersebut berlangsung. Iklan tetap tampil di pergantian lagu saat pengguna sedang mendengarnya.

Iklan berbasis podcast memang disebut lebih tepat ketimbang musik. Sebagai contoh, Samsung dapat menargetkan iklan produk-produknya langsung pada pendengar podcast yang mendengarkan program teknologi atau bisnis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Spotify Pakai Algoritma untuk Playlist Lebih Terpersonalisasi

Terlepas dari perubahan ini, Spotify juga akan memanfaatkan algoritma dari kecerdasan buatan untuk menciptakan playlist yang lebih terpersonalisasi untuk selera musik penggunanya.

"Kami paham betul selera musik orang-orang itu berbeda dan lagu-lagu yang ingin dinyanyikan mungkin berbeda-beda. Ini kenapa kami ingin menciptakan playlist di mana sesuai dengan selera pendengarnya dan lebih masuk ke telinga mereka," kata Spotify seperti dilansir Ubergizmo pada Jumat (29/3/2019).

Sebelumnya, Spotify memang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membuat fitur Discover Weekly miliknya menjadi lebih intuitif.

Namun, tidak hanya cuma Discover Weekly saja yang akan disokong keccerdasan buatan, Spotify juga akan memanfaatkan algoritma kecerdasan buatan untuk menciptakan playlist yang lebih terpersonalisasi. 

3 dari 3 halaman

Spotify Versi Android Punya Fitur Baru, Apa Itu?

Sebelumnya, Spotify baru saja meluncurkan fitur baru, yaitu sleep timer pada perangkat Android.

Fitur ini berfungsi untuk menyetel waktu mendengarkan musik. Jadi, musik yang sedang diputar dapat mati secara otomatis berdasarkan waktu yang sudah diatur. 

Fitur ini sebenarnya sudah lama hadir pada perangkat iOS, tapi entah mengapa Spotify butuh waktu lama untuk memperkenalkannya di perangkat Android.

Kendati demikian, para pengguna Android dapat juga memanfaatkan fitur semacam ini, tapi membutuhkan aplikasi pihak ketiga. 

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.