Sukses

Taklukkan Tiongkok, IPB Juara 2 Kompetisi Robot Bawah Air

Tim IPB hanya berada di belakang tim dari Rusia, Far Eastern Federal University. Kabar kemenangan itu diunggah di Facebook Departemen ITK IPB.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Nusantara dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menyabet juara dua kompetisi Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang digelar di Singapura.

Tim Nusantara AUV berhasil menyingkirkan tim dari Northwestern Polytechnical University (Tiongkok). 

Tim IPB hanya berada di belakang tim dari Rusia, Far Eastern Federal University. Kabar kemenangan itu diunggah di Facebook Departemen ITK IPB.

"Kami segenap tim Nusantara AUV yang mengikuti ajang Singapore AUV Challenges 2019 mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan yang telah memberikan dukungan berupa doa serta support baik secara langsung maupun tidak kepada kami," tulis Tim Nusantara AUV.

Tim Nusantara AUV mengikutsertakan dua tim dalam kompetisi ini. Tim yang meraih juara dua yaitu tim N2 AUV.

Sementara itu, tim N3 AUV belum berhasil memenangkan kejuaraan. Robot bawah air merupakan jenis alat untuk mengamati obyek atau proses yang terjadi di dasar perairan. Layaknya drone, AUV dioperasikan tanpa kabel.

Robot ini diprogram untuk melakukan misi tertentu. Dengan mengandalkan sensor dan manipulator, robot ini dapat bergerak sesuai tujuan dari pemrograman yang dibuat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IPB Sukses Kembangkan Drone Permukaan Laut

IPB juga berhasil mengembangkan teknologi kelautan terbaru berupa drone permukaan laut (Autonomous Surface Vehicle).

Alat ini juga sukses menjalani uji coba pertama di perairan Kawasan Konservasi Lamun, Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

Ketua Tim Laboratorium Instrumentasi dan Robotika Kelautan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Indra Jaya, mengatakan Indonesia memiliki kawasan perairan yang luas dengan ekosistem tropis.

Dibutuhkan teknologi terkini untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi laut Indonesia.

Selain itu, kondisi perairan Indonesia sulit diakses menggunakan kapal riset. Ini lantaran kawasan laut Indonesia cenderung dangkal.

"Drone ini diharapkan dapat melengkapi dan bahkan mengisi kekosongan peralatan survei dan pemantauan pesisir yang masih sulit dijangkau oleh kapal riset," ujar Indra.

Reporter: Dream

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.