Sukses

Canggih, Printer 3D Bisa Menambal Luka Menganga pada Kulit

Sebuah bioprinter dikembangkan untuk menambal luka menganga yang biasanya membutuhkan cangkok kulit.

Liputan6.com, Jakarta - Kini kemampuan printer 3D tidak lagi sekadar untuk membuat produk, tapi dapat digunakan untuk kepentingan medis.

Sebuah bioprinter dikembangkan untuk menambal luka menganga besar yang biasanya membutuhkan cangkok kulit.

Mengutip laman NewAtlas, Selasa (5/3/2019), para peneliti dari Wake Forest Institute for Regenerative Medicine (WFIRM) telah mengembangkan bioprinter baru yang dapat mencetak dua lapis kulit pasien langsung ke luka.

Ide mencetak kulit sendiri telah dikembangkan selama beberapa tahun. Pada 2014 sebuah mesin prototipe diluncurkan yang dapat mencetak lembaran besar kulit manusia. Kemudian dapat dipotong sesuai ukuran dan dicangkokkan kepada pasien.

Teknologi tersebut berkembang selama beberapa tahun menjadi mesin yang lebih detail dan akhirnya menjadi perangkat genggam yang bekerja seperti tape dispenser untuk kulit.

Kali ini bioprinter yang dikembangkan WFIRM terlihat seperti persilangan dua teknologi sebelumnya. Ukurannya memang lebih besar dari perangkat genggam, tapi masih relatif portabel di lingkungan rumah sakit.

Mesin masih bisa didorong ke samping tempat tidur dan seorang pasien dapat berbaring di bawah nosel printer saat sedang bekerja.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tinta dari Kulit Pasien

Seperti perangkat sebelumnya, printer baru ini menggunakan tinta dari sel kulit pasien sendiri. Pertama, diambil biopsi kecil dari kulit pasien.

Dari sana, dua jenis sel kulit dapat diisolasi, yaitu fibroblas, sel yang membantu membangun struktur untuk menyembuhkan luka dan keratinosit, sel utama yang ditemukan di lapisan kulit terluar.

"Jika mengirimkan sel-sel pasien sendiri, ia akan aktif dalam proses penyembuhan luka dan membuat penyembuhan lebih cepat," ungkap kepala tim peneliti, James Yoo.

Para peneliti mengatakan bahwa langkah selanjutnya yaitu melakukan uji klinis pada manusia. Nantinya, alat baru ini dapat digunakan untuk merawat korban luka bakar, pasien dengan ulkus diabetes, dan luka besar lainnya yang mengalami kesulitan penyembuhan sendiri.

(Surya Handika R/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.