Sukses

Usai Kontes Satelit, Gunadarma Kembali Jadi Jawara di Mongolia

Setelah berhasil menjuarai kompetisi satelit di Mongolia, Universitas Gunadarma kembali jadi jawara internasional di ajang berbeda.

Liputan6.com, Mongolia - Setelah berhasil menjuarai CanSat International Competition 2016 pada 21-22 September 2016 di UlaanBaatar, Mongolia, Universitas Gunadarma kembali jadi jawara internasional di ajang berbeda. 

Untuk diketahui, CanSat merupakan kompetisi rancang bangun dan implementasi satelit kecil berukuran kaleng minuman standar Eropa. Kompetisi tersebut diorganisir oleh Asia-Pasific Space Cooperation Organization (APSCO) bekerja sama dengan Information Technology, Post and Telecommunication Mongolia (ITPTA Mongolia).

Terkini, master Internasional Lutfi Ali, mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi semester 4 Universitas Gunadarma berhasil menjuarai Turnamen Catur Mongolia Open ke-2. Ajang ini diselenggarakan di Central Palace of Culture of Mongolia Trade Union, Ulaanbaatar, Mongolia, pada 17-26 Juni 2017.

Keberhasilan Lutfi ALi ini diikuti oleh Grandmaster Susanto Megaranto dengan menempati peringkat kedua. Susanto juga merupakan mahasiswa Universitas Gunadarma jurusan Manajemen semester 6. Demikian informasi tertulis yang disampaikan Universitas Gunadarma, Selasa (4/7/2017) di Jakarta

Catur Mongolia Open yang sudah kedua kalinya ini merupakan turnamen yang bisa menghasilkan Norma Gelar. Turnamen ini juga berbarengan dengan gelaran 2nd Eastern Asian Youth Chess Championship khusus untuk pemain yunior dari kelompok umur 6 tahun sampai 18 tahun (putra dan putri).

Kembali ke ajang CanSat International Competition, kala itu tim Universitas Gunadarma (Tim Garuda) mengobservasi data yang diperoleh, mengolah serta menganalisanya, kemudian mempresentasikan model CanSat (prototipe dari satelit yang asli dan edukatif) dan hasil analisa mereka di penghujung acara.

Tim Garuda juga menanamkan beberapa sensor dalam CanSat buatannya sehingga mampu mengambil data atmosfer, seperti temperatur, tekanan udara, dan kelembaban.

Selain data atmosfer, tim Garuda juga mampu mengolah data sikap CanSat terhadap bumi, seperti posisi bujur, lintang, ketinggian, dan orientasi.

CanSat tim Garuda juga dilengkapi kamera untuk mengambil citra objek yang sebelumnya ditentukan panitia. Ini ditujukan agar peserta mampu menyimulasikan tugas satelit sesungguhnya yang mampu mengambil dan mengirimkan citra bagian bumi.

Setelah melalui proses penjurian, dewan juri memutuskan juara runner-up diberikan kepada tim Garuda Universitas Gunadarma, Indonesia.

Juara ketiga diraih oleh tim Sky Defender dari Military and Defence University, Mongolia. Sementara, juara pertama diraih oleh tim APIS dari Istanbul Technical University, Turki, yang hanya berbeda satu skor dari tim Garuda.

(Isk/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.