Sukses

Banjir dan Tanah Longsor Terjang Sejumlah Wilayah di Ponorogo, Tidak Ada Korban Jiwa

Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo Masun menjelaskan, bencana hidrometeorologi yang disertai angin kencang itu menyebabkan beberapa kerusakan kecil dan terganggunya aktivitas warga.

Liputan6.com, Ponorogo - Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah Ponorogo sejak Kamis (14/3) hingga Jumat (15/3) dini hari.

Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo Masun menjelaskan, bencana hidrometeorologi yang disertai angin kencang itu menyebabkan beberapa kerusakan kecil dan terganggunya aktivitas warga.

"Ada satu rumah warga yang atapnya rusak ringan tertimpa pohon. Penghuni sudah diungsikan untuk keselamatan sampai tadi pagi dilakukan pembersihan dan perbaikan," katanya, Sabtu (16/3/2024).

BPBD mencatat ada lima kejadian bencana hidrometeorologi terjadi selama dua hari terakhir. Mulai dari banjir lokal, longsor serta angin kencang.

Bencana angin kencang terjadi di Desa Wagir Lor dan Desa Talun yang keduanya berada di wilayah Kecamatan Ngebel.

Kemudian kejadian tanah longsor terjadi di Desa Njrakah Kecamatan Sambit Ponorogo.

Peristiwa itu menimpa jalan yang arah ke balai desa di RT 02 Desa Njrakah. Hanya saja kata Masun lokasi longsor bukan jalan utama sehingga tidak mengganggu aktivitas warga sekitar.

"Ini termasuk longsor yang skalanya kecil, tidak ada korban jiwa," kata Masun.

Selain itu, sebuah tanggul sungai yang berada di Desa Bedi Kulon, Kecamatan Bungkal jebol akibat luapan sungai di desa setempat. Akibatnya, air sungai di desa tersebut meluap dan menggenangi Desa Bajang dan Desa Karangan di Kecamatan Balong yang bersebelahan dengan Desa Bedi Kulon.

"Banjirnya cepat surut, banjir lokal sekitar pukul 23.00 WIB air sudah surut," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Luapan Air Sungai

Peristiwa banjir yang disebabkan oleh luapan sungai juga terjadi di Desa Bringinan Kecamatan Kauman, air sungai di desa setempat meluap akibat tersumbat oleh rumpun bambu yang terbawa banjir. Sama halnya dengan Desa Bedi Kulon, banjir di Desa Bringinan cepat surut setelah beberapa waktu.

"Sudah surut, tapi kita juga koordinasi dengan Pemdes dan BBWS untuk membersihkan rumpun bambu, karena masih berada di lokasi," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.