Sukses

Ironi Kayutangan Heritage Malang, Terang di Jalan Gelap di Perkampungan

Banyak lampu taman di Kampung Kayutangan Heritage Malang rusak dan sebagian lagi hanya dinyalakan saat akhir pekan maupun momen hari libur saja

Liputan6.com, Malang - Kawasan Kayutangan Heritage jadi landmark baru Kota Malang. Pedestrian dilengkapi kursi taman dan deretan lampu nuansa klasik menyala terang saban malam jadi daya tariknya. Kafe pun mulai bermunculan di sepanjang jalan ini.

Deretan kendaraan roda dua maupun roda empat yang parkir di tepi jalan menegaskan kawasan ini jadi pusat keramaian baru. Namun hingar bingar itu tak begitu terasa di permukiman Kampung Kayutangan Heritage.

Belum banyak wisatawan bertandang ke dalam salah satu permukiman tertua di Kota Malang ini. Bahkan saat malam hari, tak semua lampu taman di sepanjang kanal sungai di kampung ini yang menyala, terutama di sisi barat dekat tangga seribu Kayutangan.

“Sayang sekali banyak lampu yang mati, sebagian tampak gelap. Kurang menarik untuk berfoto,” kata Darmono, seorang pengunjung.

Kampung Kayutangan dibuka untuk wisata pada Mei 2022 usai pandemi Covid-19. Sebagian dari deretan lampu taman tak berfungsi maksimal. Padahal selain sejumlah rumah tua dan berbagai spot foto, pendar lampu taman itu jadi daya tarik tambahan.

Ati, seorang warga Kayutangan, mengatakan sebagian lampu yang rusak sempat diperbaiki petugas dari Pemkot Malang jelang kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pada 14 April 2023 lalu.

“Setelah itu ya sebagian gelap lagi, tidak menyala. Entah kenapa kok sering padam lampunya,” katanya.

Dia tidak tahu siapa yang memiliki kewenangan mengganti atau memperbaiki lampu Kayutangan Heritage itu. Segelintir wisatawan yang menyusuri kanal sungai di kampung ini saat malam hari merasakan suasana gelap tanpa nyala lampu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengelolaan

Wisata Kampung Heritage Kayutangan dibuka pada 2018 silam. Rumah – rumah yang berdiri sejak era kolonial di wilayah RW 1, 9 dan 10 Kelurahan Kauman jadi daya tariknya. Dilengkapi spot foto dan kafe milik warga guna memanjakan wisatawan.

Pemkot Malang lalu mempercantik permukiman ini seperti pemasangan lampu taman. Termasuk penataan sepanjang Jalan Basuki Rahmat atau Kayutangan lewat program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) selama 2020-2021 senilai Rp 23 miliar.

Ketua RW 1 Kelurahan Kauman, Mahmud, mengatakan sejak proyek itu selesai belum pernah ada pelimpahan secara resmi dari Kotaku atau Pemkot Malang. Hal itu membuat semua pengurus RW kebingungan ketika ada instalasi listrik maupun lampu yang rusak.

“Harus ada dokumen pelimpahan resminya. Kemarin saat Menparekraf Sandiaga Uno berkunjung ada petugas pemkot datang mengganti sepuluh bola lampu yang rusak,” ujar Mahmud.

Dia menambahkan, dulu pemkot sempat menjanjikan pemasangan meteran listrik terpisah dan ikut ke Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang. Kenyataannya, selama ini tagihan listrik setiap bulan sebesar Rp 200 ribu – Rp 300 ribu jadi tanggungjawab tiap RW.

“Karena kami sepakat hanya menyalakan lampu tiap akhir pekan atau hari libur saja,” katanya.

Mahmud menyebut penataan Kayutangan di sepanjang jalan ruas utama kota yakni Jalan Basuki Rahmat juga tak berdampak signifikan terhadap warga. Kunjungan wisatawan tak berdampak bagi perekonomian warga kampung.

“Kami, warga hanya jadi penonton saja. Kalah modal dengan pelaku usaha di jalan utama Kayutangan,” ucapnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.