Sukses

Sensasi Sruput Kopi di Agrowisata Lego Banyuwangi, Menikmati Udara Segar Sambil Belajar Meracik

Menikmati kopi telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat di Indonesia. Di Banyuwangi, ada tempat menikmati kopi yang cukup unik.

Liputan6.com, Banyuwangi - Menikmati kopi telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi masyakat Indonesia. Tak terkecuali di Banyuwangi, Jawa Timur. Di Bumi Blambangan ini, terdapat tempat menikmati kopi yang cukup unik. 

Bertempat di Dusun Lerek, Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Agrowisata Kopi Lego menyajikan aneka kopi yang khas. Di tempat ini pengunjung dapat menikmati kopi sembari menikmati udara sejuk hamparan kebun kopi. 

Tak cukup di situ saja, lantaran desa ini terkenal dengan perkebunan kopi rakyatnya, Agrowisata Kopi Lego juga menawarkan paket wisata lengkap edukasi kopi. 

Para pengunjung akan diajak berkeliling kebun untuk mengetahui proses panen kopi, berburu kopi luwak, hingga proses akhir dan menikmati aneka sajaian kopi yang tersedia. 

Rasyid, salah satu pengunjung asal Surabaya mengatakan dirinya sengaja berkunjung ke Agrowisata Kopi Lego ini lantaran penasaran dengan proses produksi yang ada di Banyuwangi. 

"Saya bersama keluarga jauh jauh dari Surabaya datang ke sini karena ingin tahu proses produksi kopi yang ada di Banyuwangi,'' ujar Rasyid. 

Ia menambahkan tak hanya ingin tahu proses produksi kopi saja, pada kesepatan ini Dirinya juga penasaran proses berburu Kopi luak di alam. 

"Selain proses produksi kopi, Kami juga ingin mengetahui cara masyarakat sekitar berburu kopi luak di alam, setelah mengetahui hal tersebut kami sekarang sedikit menambah wawasan dan pengetahuan tentang kopi',' tambahnya.

Wistawan lainnya, Ayu mengaku melihat panen kopi merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan, sebab selama ini, dia hanya tahu, biji kopi yang sudah jadi saja. Sehingga dia memang menyempatkan diri untuk melihat panen kopi hingga proses pengolahan.

“Ini sangat menyenangkan, saya selama in ikan hanya melihat kopi jadinya saja. Di tempat ini selain sejuk juga menyenangkan,” tuturnya.

Ayu menambahkan, setelah melihat dan berkeliling kebun kopi, ternyata proses pengolahan kopi tidak sesederhana yang dibayangkan, perlu ada proses yang cukup Panjang untuk nantinya bisa dinikamti. Seperti pemetikan kopi, penjemuran, pemilihan biji kopi, hingga merosting kopi sampai siap saji.

“Selama ini kita hanya menikmati saja, dan ternyata proses untuk mengolah kopi cukup Panjang. Saya Taunya hanya minum kopi saja,” kelakar Ayu sembari tertawa lepas.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berawal dari Harga Kopi yang Murah

Sementara itu, Hariyono mengungkapkan ide awal membuka wisata agro ini, dipicu dari rendahnya harga kopi rakyat di pasaran. Waktu itu, katanya, harga biji kopi hanya Rp 17-18 ribu/kg. Padahal warga Gombengsari sebagian besar menggantungkan hidupnya dari kebun kopi.

"Kopi kami ini enak rasanya, hasilnya melimpah, tapi kok tidak terlalu berdampak pada ekonomi kami. Saat itu, yang kami lakukan hanya tanam, panen, lalu biji kopinya kami jual. Orang lain yang mengolah biji kopinya. Akhirya kami sadar, sejak akhir 2015 lalu kami ubah," ungkap Hariyono.

Kebun kopi di Gombengsari luasnya mencapai sekitar 400 hektar. Rata-rata, setiap petani memiliki 1-5 hektare, dengan produksi 1,5 ton per hektare. Dalam satu bulan, kata Hariyono, rata-rata wisatawan yang datang ke sini ada sekitar 20 rombongan.

"Selain bisa membawa pulang hasil roasting kopinya, wisatawan bisa menikmati sensasi berburu Kopi Luwak, dalam satu bulanya ditempat kami ada sekitar 20 rombongan yang datang ketempat kami,'' pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Banyuwangi Masuk 5 Besar Penghasil Kopi di Jatim

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), Banyuwangi konsisten berada di tataran lima besar daerah penghasil kopi di antara 38 kabupaten dan kota se-Jawa Timur, selama beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2010 misalnya, produksi kopi di Banyuwangi mencapai 2.917 ton dari total produksi kopi di Jatim yang mencapai 56.200 ton. Sedangkan di tahun 2027, Banyuwangi menduduki rangking teratas kabupaten penghasil kopi di Jatim. Saat itu Produksi Kopi Banyuwangi melesat menjadi 13.839 ton. Di tahun yang sama, total produksi kopi di Jatim sebanyak 65.414 ton.

Sedangkan jumlah produksi kopi Banyuwangid tahun 2019 kembali naik menjadi 16.340 ton. Jumlah produksi sebesar itu mayoritas merupakan hasil panen kopi rakyat yang mencapai 10.422 ton. Sedangkan sisanya yakni 5.918 ton merupakan produksi kopi perkebunan besar di Kabupaten Banyuwangi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini