Sukses

Gunung Ijen Bergejolak, Suhu Air Danau Meningkat

Aktivitas vulkanik Gunung Ijen di perbatasan Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso meningkat. Dari atas kawah muncul asap setinggi 200 meter.

Liputan6.com, Banyuwangi - Aktivitas vulkanik Gunung Ijen yang berada di perbatasan Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso meningkat. Dari atas kawah muncul asap setinggi 200 meter.

Peningkatan aktivitas Gunung Ijen ini tertuang dalam rilis resmi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, nomor:1.E/GL.03/BGV/2023 tertanggal 6 Januari 2023.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen, Suparjan membenarkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik pada gunung yang mempunyai danau kawah terbesar di Indonesia itu.

“Perkembangan terakhir 5 Januari 2023 pukul 24.00 Wib, terjadi peningkatan suhu air danau kawah dari 16Oc pada bulan Desember 2022 menjadi 45.6oC pada 5 Januari 2023,” ujar Suparjan, Sabtu (7/1/2023).

Sedangkan pemantauan secara visual dan instrumental dari PPGA IJen yang berada di Desa Tamansari Kecamatan Lincin, Banyuwangi, menunjukan terjadinya pemanasan pada air danau kawah.

Gempa vulkanik terjadi di gunung yang yang mempunyai ketinggian2.145 meter diatas permukaan laut (mdpl) itu sejak 1 Januari 2023. Untuk kegempaan masih didominasi oleh gempa permukaan.

“Gempa vulkanik dangkal terekam sebanyak 82 kali dan gempa hembusan yang terekam sebanyak 32 kali,”tambahnya

Gempa pada kedalaman yang dangkal tersebut menunjukan adanya akumulasi tekanan yang disertai oleh proses pelepasan tekanan.

“Ini menyebabkan permebilitas batuan di dasar kawah Gunung Ijen meningkat. Sehingga memudahkan gas vulkanik bergerak ke permukaan,”kata Suparjan.

Selain itu , juga teramati asap kawah berwarna putih tipis dengan tinggi sekitar 50-200 meter diatas puncak.

Sementara potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vukanik Gunung Ijen saat ini adalah munculnya gas- gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah.

“Gas itu berasal dari aktvitas solfatara di dinding kaah Ijen dan difusi gas- gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan,” paparnya.

“Selain itu juga terjadinya erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah. Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan,”imbuh Suparjan.

Meski mengalami peningkatan aktivitas vulkanik, banun status Gunung Api Ijen masih tetap berada di level 1 atau normal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspada Potensi Aliran Gas Vulkanik Berbahaya

Badan Geologi juga merekomendasikan agar masyarakat atau wisatawan untuk mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah Gunung Ijen.

Badan Geologi juga merekomendasikan kepada para penunjung untuk tidak menginap di kawasan Gunung Ijen dalam radius 500 meter dari puncak kawah.

Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait, diminta waspada terhadap potensi ancaman aliuran gas vukanik yang berbahaya, dan tetap memperhatikan perkembangan  aktivitas Gunung Ijen.

Jika tercium bau gas sulfur atau belerang yang menyengat, Badan Geologi juga meminta kepada masyarakat untuk memakai masker penutup alat pernafasan. Untuk jangka pendek atau darurat, masyarakat dapat menggunakan kain  basah sebagai penuitup alat pernnafasan baik hidung mapun mulut.

Secara Geografis Gunung Ijen berada pada koordinat 08o03,30’ LS-114o14,31’BT. Dan terletak di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.