Sukses

Polisi Olah TKP Cari Penyebab Kebakaran KM Lautan Papua Indah di Probolinggo

Kata Slamet, olah TKP digelar di Pelabuhan Perikanan Mayangan lantaran awal kapal berlayar sampai akhirnya terbakar, diketahui berangkat dari Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan.

Liputan6.com, Probolinggo - Satuan Polsisi air dan udara (Satpolairud) Polres Probolinggo melakukan olah TKP di bangkai kapal pencari ikan KM Lautan Papua Indah, yang terbakar di perairan Paiton pada Selasa 12 Juli 2022. 

Kasat Polairud Kota Probolinggo AKP Slamet Suprayitno mengatakan, olah TKP dilakukan untuk mencari penyebab pasti, kronologi terjadinya kebakaran kapal yang diketahui milik PT Wogikel Papua Jaya itu.

“Pasca kejadian, bangkai kapal langsung diderek ke Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan. Petibangan itu agar tidak menggagu kapal lainya yang tengah berlayar," ujar Slamet, Jumat (15/7/2022).

Kata Slamet, olah TKP digelar di Pelabuhan Perikanan Mayangan lantaran awal kapal berlayar sampai akhirnya terbakar, diketahui berangkat dari Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan.

“Untuk hasil pemeriksaan sementara, berdasarkan keterangan petugas  kamar mesin, percikan api awalnya berasal dari selang pembakaran. Setelah itu baru merempet ke bagian lainya,” Terang slamet.

Menurut Slamet, pihaknya masih terus mengembangkan upaya penyelidian atas terbakarnya KM Lautan Indah Papua tersebut. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, Namun hasil olah TKP dinilai sangat pentig agar tidak terjadi lagi peristiwa yang sama.

"Olah TKP sangat penting dilakukan, meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Sehingga kedepanya tidak ada peristiwa yang sama," papar Slamet.

Dalam proses evakuasi kapal pasca terbakar, berlangsung cukup sulit. Membutuhkan waktu sekitar 12 jam, agar bangkai kapal bisa dibawa ke Pelabuhan PPP Mayangan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cuaca Buruk

“Kondisi kapal yang sudah setengah tenggelam menjadi kendala proses evakuasi karena berat. Sehingga dibutuhkan dua kapal King Fiser, untuk bisa mendereknya,” katanya. 

Slamet mengimbau para ABK dan Nahkota Kapal agar memperhatian kondisi kapal terlebih dahulu sebelum berlayar. Hal itu agar peristiwa yang sama tidak lagi terjadi di kemudian hari.

“Apalagi di saat kondisi cuaca buruk, cek dulu keamananya dan perlengkapan keselamatanya apakah sudah tersedia atau tidak,” pungkanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.