Sukses

Aduh, Banyak Siswa di Sidoarjo Maskernya Melorot saat PTM

Masker siswa yang melorot merupakan temuan terbanyak saat pelaksanaan PTM terbatas. Ini yang akan menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan PTM terbatas tersebut.

Liputan6.com, Sidoarjo Selama penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Sidoarjo, petugas banyak menemukan siswa memakai masker melorot.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Selasa (31/8/2021) mengatakan selama PTM banyak temuan dari petugas antara lain yakni masker siswa yang melorot.

"Masker siswa yang melorot merupakan temuan terbanyak saat PTM terbatas. Ini yang akan menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan PTM terbatas tersebut," katanya di sela vaksinasi pelajar di Ponpes Al Muayyad, Dusun Wates, Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, dilansir dari Antara.

Ia mengatakan, pendidikan merupakan salah satu yang diutamakan saat PPKM level tiga di Sidoarjo.

"Sesuai dengan tagline dari Presiden tentang gas dan rem maka kami arahkan supaya semua sekolah memiliki Satgas COVID-19 untuk memastikan PTM berjalan sesuai dengan protokol kesehatan, mengingat saat ini jumlah siswa setingkat SMP di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 100 ribu anak," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

2 dari 2 halaman

Syarat PTM

Ia mengatakan pada hari kedua PTM tersebut memang banyak ditemukan masker melorot yang dipakai oleh siswa. Oleh karena itu, pihaknya terus mengarahkan kepala sekolah supaya tidak kapok dalam menerapkan protokol kesehatan.

Termasuk di dalamnya adalah kapasitas setiap kali pembelajaran dilakukan. Ia mengatakan syarat PTM yang paling penting adalah mendapatkan izin dari orang tua, karena pemerintah tidak bisa memaksakan kepada orang tua supaya menyetujui anaknya ikut PTM.

"Kalau anaknya mau PTM monggo, kalau tidak ya monggo," ujarnya.

Di sisi lain, Kapolresta Sidoarjo mengatakan pihaknya siap membantu Satgas COVID-19 di sekolah-sekolah. "Nanti akan ada petugas kepolisian yang secara acak melakukan pemantauan penerapan protokol kesehatan," ujarnya.