Sukses

Menko PMK Prihatin Angka Fatalitas Tenaga Kesehatan Jatim karena COVID-19 Tertinggi

Muhadjir menekankan tiga hal yang perlu mendapat prioritas utama untuk dilindungi dalam penanganan COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy prihatin seiring angka fatalitas atau kematian tenaga kesehatan di Jawa Timur (Jatim) karena virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19 tertinggi se-Indonesia. 

Muhadjir menekankan tiga hal yang perlu mendapat prioritas utama untuk dilindungi dalam penanganan COVID-19. 

"Pertama yang harus dilindungi adalah tenaga kesehatan, kedua adalah pasien yang memiliki komorbit atau penyakit bawaan kronis, serta ketiga adalah pasien berusia tua yang terbilang cukup rentan," ujar dia saat melakukan pertemuan dengan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, Kamis, 16 Juli 2020, seperti dikutip dari Antara.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, terhitung hingga Kamis, 17 Juli 2020 sebanyak 295 tenaga kesehatan di wilayah provinsi setempat yang terpapar COVID-19, terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan petugas laboratorium.

Dari jumlah tenaga kesehatan yang terpapar corona itu, sebanyak 23 orang di antaranya meninggal dunia, sementara 84 orang masih dalam perawatan, serta 188 orang telah dinyatakan sembuh.

Khusus untuk dokter di Jawa Timur yang terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19 sebanyak 78 orang, dengan 11 orang di antaranya meninggal dunia dan 47 orang telah dinyatakan sembuh.

"Pertemuan dengan IDI Jawa Timur hari ini adalah untuk mendata jumlah alat pelindung diri atau APD yang perlu kami bantu agar cepat sampai ke tujuan," ujar Menko PMK Muhadjir Effendy. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus Kerja Keras untuk Penuhi Target Presiden Jokowi

Untuk percepatan penanganan COVID-19 di Jawa TImur, lanjut Menko Muhadjir, pemerintah juga akan menggelontorkan bantuan berupa alat PCR atau polymerase chain reaction maupun reagen ke 99 rumah sakit rujukan yang tersebar di berbagai kabupaten/kota wilayah provinsi setempat.  

"Harus ada perubahan terkait angka kasus COVID-19 di Jawa Timur. Kami akui hasilnya masih belum menggembirakan. Sudah kami lakukan evaluasi. Kita harus bekerja keras untuk memenuhi target seperti yang dicanangkan Presiden Jokowi saat beliau berkunjung ke Jawa Timur," tutur Muhadjir Effendy.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.