Pertemuan Adipati Dolken dan Della Dartyan dalam Kambodja, Bikin Netizen Penasaran Berat

Kambodja berlatar Jakarta pada 1955. Indonesia belum genap 10 tahun merdeka. Danti dan suaminya, Sena yang bekerja di sebuah partai politik mendatangi rumah indekos milik Cik Mei. Rumah indekos ini hanya punya tiga kamar.

Yang pertama dihuni Bayu, penulis lepas kolom opini dan cerita pendek di sebuah surat kabar. Istrinya, Lastri seorang biduan. Kamar kedua nantinya dipakai Danti dan Sena. Yang ketiga, lebih sering kosong, padahal disewa Erwan.

Lama-lama hidup terasa membosankan. Danti menunggu Sena pulang, sementara Bayu kerap ditinggal Lastri. Tanpa sadar Bayu dan Danti memiliki ikatan karena sama-sama kesepian dan merasa diabaikan.

Meski berlatar spesifik, Rako Prijanto menyebut syuting film Kambodja relatif lancar. “Alhamdulillah, berjalan lancar, tidak ada kesulitan. Pemain berakting optimal. Ini karena chemistry antar-pemain terjalin sejak reading,” ujarnya.

Lewat wawancara virtual dengan Showbiz Liputan6.com, Kamis (5/5/2022), Adipati Dolken lega akhirnya bisa memperkenalkan Kambodja ke publik.

“Akhirnya setelah lama menunggu film ini tayang juga. Meski baru trailer, tapi sedikit menghilangkan rasa penasaran,” akunya.

Sementara Della Dartyan menyebut keterlibatan dalam Kambodja adalah kesempatan istimewa.

“Terima kasih Mas Rako dan Falcon Pictures, yang telah memberikan kesempatan buat saya untuk terlibat dalam Kambodja,” kata Della Dartyan.